SEMBAHYANG
Berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri
kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita, hanya diri bathin (Allah)
dan diri zahir kita (Muhammad) adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah
SWT.
Hal
ini terkandung dalam surat Al-Fatehah yaitu :
Kalimat
alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan mengambil pengartian
akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS.
Tatkala Roh (diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin dan
berkata alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah.
Apa
yang di puji?, yaitu : zat
(Allah) , Sifat (Muhammad), Asma’ (Adam/kejadian) dan Af’al (Manusia): Jadi
sembahyang itu bukan sekali-kali b erarti : Menyembah,
tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita
itu adalah diri Allah semata. Kita menyaksikan bahwa diri kita yang membawa dan
menanggung rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia
Allah semata serta tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata. “sesungguhnya
kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi
mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup,
lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”( Al-Ahzab : 72)
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap : “Asyahadualla
Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
Yang berarti : Kita
bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri
hanya Allah Semata dengan tubuh zahir kita bagi tempat menanggung rahasia Allah
dan akan menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :
Yang berarti :
Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Hadits
Qudsi….
“MAN
ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU”
Artinya
: Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah
ﺍ ALIF ITU Artinya : NIAT SEMBAHYANG
ﻝ LAM ITU Artinya : BERDIRI
ﻫ HA ITU Artinya : RUKU’
ﻣ MIM ITU Artinya :
DUDUK
Perkataan
pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata
ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu
dimasukkan kedalam tubuh Adam AS., Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil
menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam
sembahyang harus memenuhi 3 syarat :
1.
Fiqli (perbuatan)
2.
Qauli (bacaan)
3.
Qalbi (Hati atau roh atau qalbu)
Mengapa kita sembahyang sehari semalam 17 rakaat ?
Adalah
mengambil pengartian sebagai berikut :
Hawa,
Adam, Muhammad, Allah dan Ah
- Ah Itu Menandakan Sembahyang
Subuh 2
Rakaat Yaitu : Zat Dan Sifat
- Allah Itu Menandakan Sembahyang
Zohor4 Rakaat Yaitu : wujud, Alam, Nur Dan Shahadat.
- Muhammad Itu Menandakan
Sembahyang Asar4 Rakaat Yaitu : Tanah, Air, Api, Dan Angin
- Adam Itu Menandakan Sembahyang
Maghrib3 Rakaat Yaitu : Ahda, ahda, Dan Wahdia
- Hawa Itu Menandakan Sembahyang
Isya4 Rakaat Yaitu : Mani’, Manikam, Madi, Dan Di
MENGAPA
KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG ?
Sebab
diri bathin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua
kalimah syahadat pada :
- Sembahyang SUBUH 1 kali itu
memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam
Rahasia),
- Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi
kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH,
- Sembahyang ASAR 2 kali memberi
kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIA,
- Sembahyang MAGHRIB 2 kali
memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD,
- Sembahyang ISYA 2 kali memberi
kesaksian pada wajah kita pada martabat
MUSTAFA dan MUHAMMAD.
MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG ?
Karena
: niat itu merupakan kepala sembahyang.
Hakekat
niat letaknya pada martabat alif dan ataupun kalbu manusia didalam sembahyang
itu kita lapazkan didalam hati.
Niat
sbb : “aku
hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata. ”
Dalilnya
:
1.
LA
SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI Artinya : Tidak Sah Shalat Nya Kalau Tidak Hadir
Hatinya (Qalbunya),
2.
LAYASUL
SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH Artinya : Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah,
3.
WAKALBUL
MU’MININ BETULLAH Artinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah,
4.
WANAHNU
AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi
Lehermu,
5.
IN
NAMAS SHALATU TAMAS KUNU TAWADU’U Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan
Tuhannya Adalah Cinta. Cintailah
6.
Allah
Yang Karena Allah Kita sekalian Hidup Dan Kepada Allah Kita sekalian Kembali.
(H. R. Tarmizi),
7.
AKI
MIS SHALATA LI ZIKRI Artinya : Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha :
145).
Sedangkan
:
Al-Fatehah
ialah merupakan tubuh sembahyang,
Tahayat
ialah merupakan hati sembahyang,
Salam
ialah merupakan kaki tangan sembahyang.
HAKEKAT
AL-FATEHA DALAM SHALAT
Membersihkan
hati dari syirik kepada Allah SWT,
Mengingat
kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu : Bulu,
Kulit, Daging, Darah, Tulang, Lemak, Laindir.
7
ayat dalam Al-Fatehah merupakan tawaf 7 kali keliling ka’bah.
HAKEKAT
ALLAHU AKBAR DALAM SHALAT IALAH :
“Mengambil
makna ucapan Nabi Adam AS. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi
Adam AS mengucap kalimah Allahu Akbar. Peristiwa ini merupakan tajali
(perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan
4 perkara yaitu : 1. Wujud, 2. Ilmu, 3. Nur, 4. Syahadat.
Perkataan
Allah pada Allahu Akbar mengandung makna atau martabat zat ,
Sedangkan
perkataan “Akbar” pada Allahu Akbar mengandung makna atau martabat sifat.
Jadi
zat dan sifat itu tidak boleh berpisah, zat dan sifat sama-sama saling puji
memuji
DALAM SHALAT ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.
DALAM SHALAT ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.
Hakekat
zakat dalam shalat ialah Mengandung makna :
“
Pembersih hati “ dari pada syirik kepada Allah SWT.
“
Iiya Ka’ Budu Wa Iiya Kanasta’in”
Hanya
kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon
pertolongan.
HAKEKAT
PUASA DALAM SHALAT :
1.
Tidak Boleh Makan Dan Minum,
2.
Mata Berpuasa,
3.
Telinga Berpuasa,
4.
Kulit Berpuasa,
5.
Hati Berpuasa.
HAQIQAT
MUKAROMAH TAKBI
Berangkat haqiqat takbir itu, hendaklah kita hadirkan mata
hati dengan Musyahadah kepada zat Allah terlebih dahulu/sebelum mengangkat
takbiratul ihram, maka hendaklah kita tetapkan segala kehendak hati, Ruh, dan
perasaan kita untuk menuju Mekah (Ka'batullah), tawajuh (menghadap) dan liqa’
(menemui) Allah SWT, inilah yang dikatakan Berdiri betul dalam rukun shalat.
Bila
sudah demikian, baru kita lafaz usalli…dan sudah mengembalikan / menyerahkan
amanat Allah Ta’ala yang ada pada kita, yakni wujud kita yang kasar ini (baru)
dan yang menanggung amanat yaitu diri kita yang bathin. Adapun amanat itu kita
serahkan kepada pemilik amanah yakni Allah SWT. itulah sebabnya kita disebut
Ummat Muhammad SAW.
Seperti
firmannya :
Bahwasanya
Allah Ta’ala memerintah kepadamu sekalian untuk mengembalikan amanat itu kepada
pemiliknya.
Dengan
dikembalikan/diserahkannya amanat Allah itu kepada pemiliknya yaitu Allah
ta’ala itu sendiri, maka jadilah fana/lebur/hilang/karam sekalian sifat tubuh
kita didalam laut “Ruh Bahrul Qadim”adapun yang tinggal ketika itu hanya sifat
Ruh semata-mata dan Ruh ilmu Allah, kemudian, kita katakan Allahhu Akbar.
Itulah yang dinamakan lebur/karam kehambaan diri kita (Fana Fillah) kedalam
ke-Baqaan Allah, dimana nyata keadaan zat Allah semata-mata.
Inilah
yang harus kita syuhudkan sampai kepada salam.
Maka
janganlah kita lalai dari penjelasan ini-yang artinya syuhud itu, dipancang dengan
mata hati (pengetahuan zat dan ilmunya dan sebenar-benar ilmunya itu),
iman kepada kita dan sebenar-benar Sir-Allah itu, cahaya kalam Allah yang tidak
berhuruf, tidak bersuara yaitu wujud zat yang mutlak.
Dalamnya
Hadits Qudsi : tidak bersuara, tidak berhuruf dan tiada bertempat/berbekas.
Firman
Allah dalam Al-qur’an : Apakah mereka itu dijadikan bukan dari sesuatu atau
mereka yang menjdikan mereka, dan bukanlah Aku yang menjadikan mereka.
Hendaklah
takbir kita itu, dengan sah lagi jazam yakni yaqin. Hati kita hadir dengan
Allah Ta’ala, yakni ingat kepada Allah maka takbir kita serta membesarkan Allah
Ta’ala. Pada waktu mengangkat takbir itu, menjadi tempat perhimpunan pada
kalimah La Ilaha Illa Allah : yang kita pandang hanya Allah semata-mata artinya
kita fana sekali-kali tidak ada, yang ada hanya Wujud Allah semata.
Maknanya
: Sebelum mengangkat takbiratul ihram kita tarik nafas dengan Hu haqiqatnya Aku
Allah Akbar yang lain semua kecil. sesudah itu di angkat takbiratul ihram
“Allahu Akbar” dengan qasat, ta’aradh, ta’ayyin (tubuh hati Ruh).
ARTI
SURAH AL-FATEHA :
- Bismilah
: Allah menama akan dirinya,
- Arrahman
: Ya Muhammad aku menciptakan kita sekalian,
- Arrahim
: Ya Muhammad aku mengatakan Rahasiaku kepadamu,
- Lhamdulillahi
: Ya Muhammad, sembahyangku itu ganti sembahyangmu untuk memuji
diriku’
- Rabbil
Alamin
: Ya Muhammad, aku tau yang lahir dan yang bathin,
- Arrahmannirrahim
: Ya Muhammad, Yang membaca fateha itu aku dan sembahyang itu aku
memuji diriku,
- Maliki
Yaumiddin
: Ya Muhammad, Aku Tuhan yang maha besar pada isi sekalian alam,
kamu ganti kerajaanku,
- Iyya Kana’
Budu
: Ya Muhammad, tiada lain yang sembahyang itu melainkan aku memuji
diriku,
- Weyyakanas
Ta’in
: Ya Muhammad, yang ghaib aku jua tiada aku kamu ganti kerajaanku.
- Ihdinasshirathal Mustaqim
: Ya Muhammad, tiada yang tau……… kamu jua yang
mengetahui aku.
- Shiratallazi Na’an
Amta’Alaihim :
Ya Muhammad, tiada murka aku kepadamu, tiada nyata aku jika tiada kamu.
- Waladdhallin
: Ya Muhammad, jika tiada kasihku tidak ada kita sekalian dan tiada
Rahasiaku sekaliannya.
- Amin
: Ya Muhammad, adamu itu ganti rahasiaku.
ARTI
SURAH AL-IKHLAS :
- Qul Huwallahu Ahad
: Aku nyata dengan dirimu,
- Allahus shamad
: Aku jadi penolong dunia dan akhirat,
- Lam Yalid Walam
Yulad
: Aku Esa Ghaib kepadamu,
- Walam Yakul Lahu Kupuan Ahad : Aku nyata dengan dirimu.
ASAL KEJADIAN
Allah
swt. SWT pertama kali menjadikan cahaya atau nur yang disebut Nur Muhammad SAW,
dari sifat jamalnya (keindahanNya). Rasulullah bersabda ; bahwa yang mula-mula
diciptakan oleh Allah swt. adalah ruh Muhammad, ia diciptakan dari cahaya
Ketuhanan, dan selanjutnya yang diciptakan pertama kali adalah Qalam dan akal.
Disinilah kita tahu bahwa yang dilahirkan dan diciptakan pertama kali adalah
suatu realiti ghaib dan bersifat rohani yang disebut; Nur, Ruh, Qalam, dan Akal
dan ini merupakan realiti yang mempunyai banyak nama menurut fungsinya dan dari
sudut mana kita memandangnya
Hai
ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu cahaya dari Allah swt., dan
Kitab yang menerangkan(al-Maidah : 15)
Dalam
dunia sufi ini disebut Hakikat Muhammad (realiti atau hakikat) atau diberi
gelar Aql al-Kull (akal Semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu, ia
diberi gelar Qalam karena ia menyebarkan ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu
dalam bentuk huruf dan perkataan, ia juga digelari ruh karena ia hidup, bukan
mati. Dan ruh itulah terbitnya segala yang hidup, oleh karena ia hidup maka
digelari Ruh.
Ruh Muhammadiyyah,
Atau Ruh Muhammad adalah Dzat atau sumber
segala yg berwujud. Dialah yg awal dan menjadi hakikat alam semesta. Allah swt.
menciptakan segala ruh dari ruhnya. Muhammad adalah nama bagi insan dalam alam
gaib (alam berkumpulnya ruh-ruh). Ia menjadi sumber dan asal segala perkara. Allah
swt. menciptakan alam karena Allah swt. akan menciptakan Muhammad SAW. Dan
tanda-tanda ini tepat, separti yg dilihat oleh bapak semua umat manusia, yaitu
Adam As, ketika selesai proses penciptaan, Adam melihat nama Muhammad di pintu
surga bersanding dengan nama Allah swt., dan mengertilah Adam bahwa orang yg
memiliki nama itu adalah semulia-mulia manusia yang akan diciptakan Tuhan
diantara semua ciptaanNyadi kemudian hari.
Setelah lahirnya Nur Muhammad, Allah swt.
menciptakan pula ‘ arsy’, dan kelahiran Muhammad juga diikuti dengan penciptaan
makhluk-makhluk yang lain serta arsyNya. Peristiwa ini berlaku menurut kehendak
Allah swt. dan masyi’ahNya, dan kemudian Allah swt. menurunkan ruh atau makhluk-makhluk
itu ke peringkat yang paling rendah, yaitu Alam Ajsam atau alam kebendaan yang
konkret dan nyata, separti disebutkan dalam ayat ini ;”Kemudian Kami kembalikan
dia ke tempat yang serendah-rendahNya”,(at-Tiin : 5)
Allah
swt. turunkan Nur itu dari tempat asal kejadiannya, yaitu Alam Lahut (alam ketuhanan)
ke Alam Asma’ Allah swt. (nama-nama yaitu alam Penciptaan sifat-sifat Allah
swt. atau alam Akal Ruh Semesta). Dari alam Asma’ Allah swt. sana ruh-ruh itu turun
ke alam Malakut. Disitu ruh-ruh itu dipakaikan dengan pakaian kemalaikatan yang
gemerlap. Kemudian mereka diturunkan ke alam Kebendaan atau Ajsam yang terjadi
dari unsur api, air, angin (udara) dan tanah. Maka ruh itu dibentuk dengan
diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang, urat dan sebagainya.
Tuhan Maha Pengasih dan
Penyayang ,
Tidaklah
sekali-kali pernah membiarkan ruh-ruh berada dalam kesesatan dan kejahilan,
untuk itulah diutus rasul-rasul dan kitab agar tidak lalai,“Dan sesungguhnya
kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami (dan kami peritahkan
kepadanya) Keluarlah kaummu dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dan
ingatkan mereka akan hari-hari Allah swt.”(Ibrahim : 5).
Manusia
diharapkan dapat menegakkan sifat al jamal (indah) karena Allah swt. itu indah
dan dari sinilah manusia akan menjejakkan kakinya di titian hakikah untuk mengenal
Allah swt. serta ber taqarub kepada DzatNya yang maha besar ; “katakanlah;
Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah
swt. dengan hujjah yang nyata”(Yusuf:108).
Basirah
dan Mata hati Allah swt. memberi manusia mata kasar agar dapat melihat segala
yang zahir atau lahir dan untuk melihat hal gaib, Allah swt. telah mengaruniai
suatu penglihatan yang halus dalam hati yang dikenal dengan basirah yakni mata
hati atau mata ruh, dan ini akan terbuka dalam hati orang-orang yang dekat atau
kuat taqarrubnya dengan Allah swt. dan tidak ada kekuasaan apapun di bum,I ini
dapat memberikan basirah…karena manusia sangat memerlukannya untuk sampai
kealam gaib yang merupakan rahasia-rahasia Tuhan, dan hanya orang-orang tertentu
yang dikaruniai khusus olehNya,“…..yang telah kami berikan kepadanya rahmat
dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami (al
kahfi :65). Dan masuklah kembali menjadi golongan orang yang berjalan kembali
meuju Allah swt., jangan menunggu sampai jalan tersebut tidak bisa dilalui
lagi. “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu dan menuju surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang
yang menafkanhkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah swt.
menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”(Ali Imran :133-134).
Ajaran
risalah yang disampaikan pada manusia memiliki 2 kategori, nyata dan tidak
nyata (zahir dan batin), syariat dan ilmu atau hikmah, dan bila zahir dan batin
bersatu, barulah seseorang itu dapat mencapai taraf marifatullah,“Antara
keduanya ada batas yang tidak dapat dilampaui oleh masing-masing”(ar rahman
:20)
Hakikat
tidak dapat dicapai hanya melalui ilmu yang diperoleh Panca Indera, karena
dengan hanya mengandalkan ini manusia tidak akan mengenal Yang asal atau Dzat. Manusia
dicipta untuk Mengenal Allah swt. Seandainya kita tidak mengenal Allah swt.,
bagaimana kita mau menyembahNya ? dan memohon pertolonganNya ? Hikmah atau ilmu
sangat diperlukan untuk mengenal Dia, dengan menyingkap tirai hitam yang menutupi
cermin hati. Allah swt. ibarat harta yang tersembunyi dan Ia ingin dikenali,
maka dijadikanlah makhluk untuk mengenal Dia.
Dalam
sebuah hadits qudsi “Aku laksana harta yang tersembunyi. Aku ingin dikenali,
karena itu Aku menciptakan makhluk”, jadi merupakan kewajiban bagi kita untuk
mengenalNya, dan jelas bahwa tujuan Allah swt. menciptakan insani adalah untuk
mencari ilmu untuk mengenaliNya, dan ada 2 peringkat Ilmu Mukasafah. Pertama,:
ilmu untuk mengela sifat-sifat Allah
swt. Swt. dan pendzahir kekuasaanNya, keDua,: ilmu untuk mengenal Dzat Allah swt. Swt. dan ini berpegang
pada ruh al qudz (ruh suci) yang diberikan pada insani agar dapat mengenali rahasia-rahsia
akhirat,”…dan kami memperkuatnya dengan ruh al quds…”(al baqarah :87). Mereka
yang mengenal Dzat Allah swt. akan memperoleh ilmu melalui ruh suci yang terpencam
dalam diri mereka masing-masing, baik yang ada dilidah kita ataupun hati kita.
Pentingnya ilmu Zahir,
Harus
diakui bahwa manusia memerlukan ilmu keyakinan (agama) untuk mengenal Allah swt.,
melalui agama manusia akan belajar pendzahiran (manifestasi) Dzat Allah swt. yang
terbayang dalam alam sifat dan nama (asma) Allah swt. yang ada dimuka bumi ini.
Dan seseorang harus berakhlak mulia dan menghindari dosa dan harus melawan
nafsu dan egonya dan ini merupakan perjalanan yang panjang dan sulit “…maka
barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan
amal saleh dan janganlah ia menyekutukan Allah swt. dalam ibadah kepadaNya”(al
kahfi: 110)
Ruh
al Qudz tersebut diciptakan dalam wajah yang paling indah, dan keindahannya di
hujamkan dalam hati dan di amamnahkan pada insani untuk menjaganya dan
tingkatan ini dapat dicapai dengan taubah nasuhan …LaailahaillAllah.,”Ingatlah,
bahwa dengan mengingat Allah swt. maka hati menjadi tentram”(ar Ra;d :28).
Hati ibarat akan yang
harus dijaga,
Dalam
dunia sufi, menyebut keadaan ruhani itu sebagai ‘tifli’ yang berarti bayi atau
akan-akan, dan bayi hati adalah kesadaran orang-orang sufi yang diberikan
karunia ilham tinggi oleh Ilahi. Kesadaran juga adalah insani yang sebenarnya,
yang tidak terpisah dengan Khaliqnya. Dan kesadaran inilah yang mewakili insani
yang sebenarnya, di dalamnya tidak ada jism (kebadanan) dan tidak menganggap
dirinya sebagai jism, tidak ada hijab (tirai) karena nur yang memancar melalui
pintu hati terus menjurus menuju kehadirat Dzat Allah swt. Yang mencipta.
Rasulullah
pernah bersabda, bahwa di waktu-waktu tertentu ketika baginda hanya berduas
dengan Allah swt., tidak ada sispapun menjadi pengantara atau penghalang baik
itu malaikat yang dekat dengan Allah swt. (nur Muhammad) yang merupakan
pendzahiran pertama sekalipun ataupun nabi dan rasul,”Wajah-wajah pada hari itu
berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat”(al-Qiyamah: 22-23)
Nabi
mengatakan, bila pada hari itu kita melihat Allah swt. Dengan sangat jelas separti
bulan purnama dan inilah kesadaran tinggi yang bila makhluk, malaikat, menghampirinya
maka wujud jasmani atau fisiknya akan hangus terbakar menjadi abu dan
seandainya tirai yang menutup sifat jalalNya itu disingkap sedikit saja oleh Allah
swt., niscaya segalanya akan hangus sejauh mata memandang, tapi tidak demikian
bila itu dikehendaki oleh Penciptannya separti yang dialami oleh Rasulullah.
Kembali ke Asal,
Manusia
terdiri dari sifat jasmani dan ruhani, fisikal dan spiritual, badan dan ruh,
kebendaan dan kejiwaan, zahir dan batin. Dan pada segi lahirnya umumnya sama
saja tapi dari keruhaniannya pasti berbeda dan tingkatan nya diukur menurut
makrifatnya kepada Allah swt.. Dan untuk mencapai tingkatan tetrtinggi maka
seseorang menetapkan 3 tujuan yang sebenarnya adalah 3 sorga yaitu :
- Ma’wa
(surga tempat kedamaian dan ketenangan) ini adalah surga dengan cirri kebendaan
- Na’im
(surga tempat nikmat Allah swt.) dalam peringkat kemalaikatan
- Firdaus
(surga tinggi dalam peringkat keesaan atau kesatuan (dengan Allah swt.), tempat
tinggal para ruh, peringkat nama-nama (asma’) dan sifat Allah swt.
Taqarrub mendorong
manusia untuk Bersuci,
Hendaknya
seseorang berusaha mencapai destinasi (tempat yang dituju) dalam hidupnya
dibumi ini, karena pada tingkat ini tidak ada perbedaan antara terjaga dan
tartidur, karena dalam keadaan tidurpun ruh dapat melihat tempat asalnya, yaitu
alam ruh dan kemudian kembali kejasad dengan membawa berita. Inilah mimpi yang
benar dan peristiwa semacam ini ada 2 jenis,
pertama secara peristiwa yang
terjadi secara sebagian atau setengah-setengah saja separti dalam mimpi, kedua,
peristiwa yang utuh terjadi separti Isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW. Firman Allah
swt. : “Allah swt. memegang jiwa (orang) yang mati dan jiwa yang belum mati di
waktu tidurnya, maka ditahanNya jiwa (orang) yang telah ditetapkan matinya dan
ia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah swt.) bagi kaum yang berpikir”(az-Zumar
: 42)
Tidurnya
orang yang bijaksana lebih baik daripada ibadahnya orang yang jahil dan orang
yang bijaksana adalah orang yang mencapai tahap ma’rifatullah dan semuanya
dapat dicapai dengan Dzikrullah yang menenggelamkan dirinya de dalam Nurullah
dan dalam Keesaan Allah swt.
Cara manusia
Ber-Taqarrub,
Cara
yang baik untuk mencapai martabat kedekatan denganNYA adalah dengan meditasi atau
tafakur untuk mengenali hakikat Allah swt. karena mengenali Dzat Allah swt. adalah
wajib bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah swt. Nabi bersabda,”Tafakur
sesaat itu adalah lebih baik dari setahun ibadah, lebih baik dari 70 tahun
ibadah bahkan lebih baik dari 1000 tahun ibadah”
Ada
3 perkara tentang tafakur atau meditasi ini :
- Barang
siapa bertafakur tentang suatu hal dan menyelidiki sebanyam, ia akan mendapat
setiap bagian dari hal itu dan mempunyai banyak bagiannya yang lain pula, dan
setiap bagian itu menerbitkan banyak lagi hal-hal yang lain, dan inilah tafakur
yang nilainya setahun ibadah.
- Barang
siapa bertafakur tentang ibadahnya dan mencari sebabnya dan mengenal seba itu,
maka tafakurnya bernilai 70 tahun ibadah
- Barang
siapa yang tafakur tentang mengenal Allah swt. dengan azam yang kuat untuk
mengenalNya, maka tafakurnya itu bernilai 1000 tahun ibadah.
“Orang
yang cinta memiliki pandangan Mata Basirah Orang yang tak cinta buta matanya
tak menentukan arah Cinta itu, sayap bukan daging dan darah boleh
menerbangkannya ke alam malaikat dan berjumpa Allah swt”.
Kekasih dengan
Kekasihnya,
Hanya
habib (yang pengasih) dapat mengenal Mahbub (yang dikasihi) dengan sempurnyanya.
Orang yang dikasihi Allah swt. itu serba indah pandangannya, tetapi terhijab (terlindungi)
pada pandangan manusia lain, tidak diketahui manusia tetapi dikenali oleh Allah
swt. dan mudahlah bagi manusia ini untuk melayarkan bahteranya menuju pelabuhan
induk keruhanian taman Hazirah al-Quds. Karena orang yang mencintai Allah swt.
adalah orang yang telah mengosongkan dirinya atau memfaakanan dirinya, tidak
terasa wujud dirinya hanya yang wujud ialah Allah swt. saja.
Ruh Al Quds,
Allah
swt. SWT mula-mula menciptakan atau menzahirkan Ruh al Quds atau ruh suci dalam bentuk makhluk untuk meneruskan
penzahiranyang paling sempurna dalam peringkat Alam Ketuhanan Dzat Yang Maha
Tinggi dan di kehendakiNya ruh itu untuk turun ke alam fana ini di peringkat
yang paling rendah yaitu ALam Ajsam
atau fidikal (konkret). Tujuan utamanya adalah untuk memberi pelajaran kepada
ruh suci dan untuk mengetahui pengalamannya dalam mencari jalan kembali kepada Allah
swt. SWT. Dan dalam perjalanannya dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling
rendah, ruh suci tersebut menempuh berbagai alam atau peringkat, semula ia
turun ke peringkat Akal semesta atau disebut peringkat Kesatuan (Allah swt. dan
HambaNya) atau peringkat nama dan sifat atau lebih dikenal dengan Haqiqah Muhammadiyyah. Dan bersamaan dengan ruh suci tersebut telah
disediakan pula dalam dirinya benih-benih keEsaan (tauhid) agar senantiasa mengenali
penciptanya yang Esa itu. Dalam perjalanan mengarungi alam-alam peringkat Allah
swt. membekalinya dengan selimut pakaian Nur Allah swt. (cahaya) . Dan mendapat
gelar ruh Martabat tartinggi karena
tingginya derajat yang diberikan Tuhan sejak ia diciptakan.
Peringkat
selanjutnya adalah peringkat Alam Malakut,
disini ruh suci disebut Ruh Bergerak atau Ruh Berpindah, mimpi yang benar
termasuk dalam ala mini, dan selanjutnya ia akan masuk ke Alam Kebendaan, atau
kebadanan atau jisim atau fisikal, ia mendapat pakaian jasmani yang berasal
dari darah, daging, urat, tulang, dsb, dan diberi gelar Ruh Insan atau Ruh
Manusia. Ruh suci diberi baju kasar agar dunia selamat dari kehancuran, karena
bila alam kebendaan bersentuhan langsung dengan Ruh suci maka alam kebendaan
akan hangus menjadi abu. Ruh suci
dihantarkan ke tempat terendah agar ia mencari jalan kembali keasalnya yaitu
berpadu atau berdampingan dengan Allah swt. SWT separti ketika ia berada dalam
pakaian daging, darah dan tulang itu. Melalui hati yang ada dalam badan kasar
ini wajar bila ia menanan benih rasa kesatuan dan keesaan dan ia akan berusaha
menyuburkan rasa berpadu dengan Allah swt., Tuhan yang Menciptakannya . Dalam
bumi hati itu ruh suci menanam benih keyakinan yang dibekalkan kepadanya oleh Allah
swt. dari alam Maha Tinggi dan benih itu diharapkan menjadi pokok sebuah
keyakina yang mengahsilkan buah-buahan yang rasanya kelak akan membawa ruh itu
kembali naik ke tingkat demi tingkat hingga sampai ke hadirat Allah swt.
Penciptaan Badan untuk
Ruh,
Allah
swt. Menciptakan badan agar ruh dapat masuk dan menetap didalamnya, dan setiap
ruh mempunyai nama tersendiri, dan Allah swt. Menyusun ruang-ruang dalam badan
dan meletakkan ruh manusia diantara daging dan darah, selain itu menempatkan
ruh suci ditengah hati manusia, suatu ruang yang indah dan halus untuk
menyimpan rahasia antara Allah swt. Dan hambaNya Ruh-ruh itu berdiam dianggota
badan dengan tugasnya masing-masing, keberadaanya seolah-olah berlaku sebagai
pembeli dan penjual bermacam-macam barang sehingga mendatangkan berbagai hasil pula,
separti firman Allah swt. SWT”Mereka membelanjakan sebagian dari rejeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan dan mereka
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”(Fatir : 29).
Ruh dalam Badan,
Dada
adalah tempat bersemayamnya ruh dalam diri setiap insani manusia, tempat yang
berhubungan dengan panca indera ini bertugas mengatur segala hal yang berkaitan
dengan masalah syariat karena dengan ini Allah swt. menjaga dan mentadbirkan
keharmonisa alam nyata. Ruh tidak pernah mengingkari perintah Allah swt., tidak
mengatakan tindakannya sebagai tindakannya sendiri, tetapi lebih karena ia
tidak mampu bercerai dengan Allah swt., segala tindakannya merupakan satu
kesatuan dengan keberadaan Allah swt., tidak da perpisahan antara aku dengan Allah
swt. “…barangsiapa mengharapkan perjumapaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan
amal shole, dan tidak mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”(al Kahfi : 110)
Dan
Allah swt. memberikan beberapa kelebihan bagi manusia yang memiliki ruhani yang
tinggi berupa :
- Kemampuan
melihat bukti-bukti wujud keberadaan Allah swt. di dunia ini yang dimanifestasikan
dalam sifat-sifat Allah swt.,
- Kemampuan
melihat hal yang jamak dalam sesuatu yang tunggal dan yang tunggal dalam
sesuatu yang jamak di mata kebanyakan orang awam,
- Kemampuan
melihat hakikat di balik alam nyata,
- Perasaan
dekat dengan Allah swt.
Ruh dalam Hati,
Hati
adalah tempat bergeraknya ruh, dan ilmu yang mengulas tentang gerakan hati
disebut Tariqah. Kerjanya berkaitan dengan 4 nama Allah swt., sebagaimana dengan
12 nama Dzat Allah swt. , 4 nama tidak berhuruf dan tidak berbunyi sehingga nama-nama
itu tidak dapat diucapkan :”Katakanlah ; Serulah Allah swt. atau serulah ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ al Husna (nama-nama
yang terbaik)”(al Isra’ : 110)
Manusia
hendaknya berusaha mengetahui nama-nama Allah swt. karena inti dari Ilmu Mukasafah,
kalimat Laa IlahaIlallaah melahirkan 12 nama Allah swt., setiap nama tercantum
pada setiap huruf yang menyusun kalimat Laa IlahaIlallaah dan Allah swt. akan
memberikan nama kepada setiap huruf dalam proses kemajuan hati seseorang.
- Laa
IlahaIlallaah Tiada Tuhan kecuali Allah swt.
- Allah
swt. Nama Dzat
- Huwa
Dia
- Al
Haqq Yang Benar
- Al
Hayy Yang Hidup
- Al
Qayyum Yang berdiri sendiri kepadaNya segala sesuatu bergantung
- Al
Qahhar Yang Maha berkuasa dan perkasa
- Al
Wahhab Yang Maha pemberi
- Al
Fattah Yang Maha Pembuka
- Al
Wahid Yang Satu
- Al
Ahad Yang Maha Esa
- Al
As Samad Sumber, puncak segala sesuatu.
Pada
setiap tingkatan (4 tingkatan) yang dilalaui ruh terdapat 3 buah nama yang berbeda
dengan cara inilah Allah swt. dapat memegang hati kekasihNya yang sedang dalam
perjalanan cinta menuju kepadaNya. “Allah swt. meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat”(Ibrahim
: 27)
Dalam
pergerakannya ruh selalu memandang ke Alam Malakut, alam yang identik dengan
kebaikan dan dialam ini ruh dapat melihat surga alam malakut beserta para
penghuni, cahaya dan para malaikat yang berada di dalamnya. Dan melakukan
percakapan tanpa suara dan dalam percakapan itu pikiran akan selalu berputar
mencari rahasia-rahasia atau makna dalam batin dan setelah manusia kembali
kepada Sang Pencipta, rahasia-rahasia itu akan bertahta diakhirat yaitu surga
Na’im, surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada bandingnya. Tempat ruh
yang paling tinggi adalah di tengah hati yaitu ‘hati bagi hati’.
_____ oo0 by DODI 0oo
_____
Bersambung ke Halaman Berikutnya Klik disini,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar