Sabtu, 05 Oktober 2013

IMAN, ISLAM Dan INSAN KAMIL Part05



SEMBAHYANG

HAKEKAT SEMBAHYANG :

Berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita, hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita (Muhammad) adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT.
Hal ini terkandung dalam surat Al-Fatehah yaitu :
Alhamdu (   Alif,    Lam,   Ha,   Mim,   Dal )
Kalimat alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan mengambil pengartian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS. Tatkala Roh (diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin dan berkata alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah.

Apa yang di puji?, yaitu : zat (Allah) , Sifat (Muhammad), Asma’ (Adam/kejadian) dan Af’al (Manusia):Jadi sembahyang itu bukan sekali-kali b erarti : Menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah diri Allah semata. Kita menyaksikan bahwa diri kita yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata. “sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”( Al-Ahzab : 72) 
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :“Asyahadualla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah” 
Yang berarti : Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah Semata dengan tubuh zahir kita bagi tempat menanggung rahasia Allah dan akan menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.

Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Hadits Qudsi….
“MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah

   ALIF ITU Artinya : NIAT SEMBAHYANG
   LAM ITU Artinya : BERDIRI
   HA ITU Artinya : RUKU’
  MIM ITU Artinya : DUDUK

Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan kedalam tubuh Adam AS., Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).

Dalam sembahyang harus memenuhi 3 syarat :

1. Fiqli (perbuatan)
2. Qauli (bacaan)
3. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu)

Mengapa kita sembahyang sehari semalam 17 rakaat ?
Adalah mengambil pengartian sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah
  • Ah Itu Menandakan Sembahyang Subuh 2 Rakaat Yaitu : Zat Dan Sifat
  • Allah Itu Menandakan Sembahyang Zohor4 Rakaat Yaitu : wujud, Alam, Nur Dan Shahadat.
  • Muhammad Itu Menandakan Sembahyang Asar4 Rakaat Yaitu : Tanah, Air, Api, Dan Angin
  • Adam Itu Menandakan Sembahyang Maghrib3 Rakaat Yaitu : Ahda, ahda, Dan Wahdia
  • Hawa Itu Menandakan Sembahyang Isya4 Rakaat Yaitu : Mani’, Manikam, Madi, Dan Di
MENGAPA KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG ?

Sebab diri bathin manusia mempunyai 9 wajah.

Dua kalimah syahadat pada :
  • Sembahyang SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam Rahasia),
  • Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH,
  • Sembahyang ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIA,
  • Sembahyang MAGHRIB 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD,
  • Sembahyang ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat
    MUSTAFA dan MUHAMMAD.
MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG ?

Karena : niat itu merupakan kepala sembahyang.

Hakekat niat letaknya pada martabat alif dan ataupun kalbu manusia didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam hati.

Niat sbb : “aku hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata. ”

Dalilnya :
1.     LA SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI Artinya : Tidak Sah Shalat Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya),
2.     LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH Artinya : Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah,
3.     WAKALBUL MU’MININ BETULLAH Artinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah,
4.     WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu,
5.     IN NAMAS SHALATU TAMAS KUNU TAWADU’U Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya Adalah Cinta. Cintailah
6.     Allah Yang Karena Allah Kita sekalian Hidup Dan Kepada Allah Kita sekalian Kembali. (H. R. Tarmizi),
7.     AKI MIS SHALATA LI ZIKRI Artinya : Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145).

Sedangkan :

Al-Fatehah ialah merupakan tubuh sembahyang,
Tahayat ialah merupakan hati sembahyang,
Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyang.

HAKEKAT AL-FATEHA DALAM SHALAT

Membersihkan hati dari syirik kepada Allah SWT,
Mengingat kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu : Bulu, Kulit, Daging, Darah, Tulang, Lemak, Laindir.

7 ayat dalam Al-Fatehah merupakan tawaf 7 kali keliling ka’bah.

HAKEKAT ALLAHU AKBAR DALAM SHALAT IALAH :

“Mengambil makna ucapan Nabi Adam AS. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi Adam AS mengucap kalimah Allahu Akbar. Peristiwa ini merupakan tajali (perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan 4 perkara yaitu : 1. Wujud, 2. Ilmu, 3. Nur, 4. Syahadat.

Perkataan Allah pada Allahu Akbar mengandung makna atau martabat zat ,

Sedangkan perkataan “Akbar” pada Allahu Akbar mengandung makna atau martabat sifat.

Jadi zat dan sifat itu tidak boleh berpisah, zat dan sifat sama-sama saling puji memuji

DALAM SHALAT ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.

Hakekat zakat dalam shalat ialah Mengandung makna :

“ Pembersih hati “ dari pada syirik kepada Allah SWT.

“ Iiya Ka’ Budu Wa Iiya Kanasta’in”

Hanya kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon pertolongan.

HAKEKAT PUASA DALAM SHALAT :

1. Tidak Boleh Makan Dan Minum,
2. Mata Berpuasa,
3. Telinga Berpuasa,
4. Kulit Berpuasa,
5. Hati Berpuasa.

HAQIQAT MUKAROMAH TAKBI

Berangkat haqiqat takbir itu, hendaklah kita hadirkan mata hati dengan Musyahadah kepada zat Allah terlebih dahulu/sebelum mengangkat takbiratul ihram, maka hendaklah kita tetapkan segala kehendak hati, Ruh, dan perasaan kita untuk menuju Mekah (Ka'batullah), tawajuh (menghadap) dan liqa’ (menemui) Allah SWT, inilah yang dikatakan Berdiri betul dalam rukun shalat.

Bila sudah demikian, baru kita lafaz usalli…dan sudah mengembalikan / menyerahkan amanat Allah Ta’ala yang ada pada kita, yakni wujud kita yang kasar ini (baru) dan yang menanggung amanat yaitu diri kita yang bathin. Adapun amanat itu kita serahkan kepada pemilik amanah yakni Allah SWT. itulah sebabnya kita disebut Ummat Muhammad SAW. 

Seperti firmannya :

Bahwasanya Allah Ta’ala memerintah kepadamu sekalian untuk mengembalikan amanat itu kepada pemiliknya.

Dengan dikembalikan/diserahkannya amanat Allah itu kepada pemiliknya yaitu Allah ta’ala itu sendiri, maka jadilah fana/lebur/hilang/karam sekalian sifat tubuh kita didalam laut “Ruh Bahrul Qadim”adapun yang tinggal ketika itu hanya sifat Ruh semata-mata dan Ruh ilmu Allah, kemudian, kita katakan Allahhu Akbar. Itulah yang dinamakan lebur/karam kehambaan diri kita (Fana Fillah) kedalam ke-Baqaan Allah, dimana nyata keadaan zat Allah semata-mata.

Inilah yang harus kita syuhudkan sampai kepada salam.

Maka janganlah kita lalai dari penjelasan ini-yang artinya syuhud itu, dipancang dengan mata hati (pengetahuan zat dan ilmunya dan  sebenar-benar ilmunya itu), iman kepada kita dan sebenar-benar Sir-Allah itu, cahaya kalam Allah yang tidak berhuruf, tidak bersuara yaitu wujud zat yang mutlak.

Dalamnya Hadits Qudsi : tidak bersuara, tidak berhuruf dan tiada bertempat/berbekas.

Firman Allah dalam Al-qur’an : Apakah mereka itu dijadikan bukan dari sesuatu atau mereka yang menjdikan mereka, dan bukanlah Aku yang menjadikan mereka.

Hendaklah takbir kita itu, dengan sah lagi jazam yakni yaqin. Hati kita hadir dengan Allah Ta’ala, yakni ingat kepada Allah maka takbir kita serta membesarkan Allah Ta’ala. Pada waktu mengangkat takbir itu, menjadi tempat perhimpunan pada kalimah La Ilaha Illa Allah : yang kita pandang hanya Allah semata-mata artinya kita fana sekali-kali tidak ada, yang ada hanya Wujud Allah semata.

Maknanya : Sebelum mengangkat takbiratul ihram kita tarik nafas dengan Hu haqiqatnya Aku Allah Akbar yang lain semua kecil. sesudah itu di angkat takbiratul ihram “Allahu Akbar” dengan qasat, ta’aradh, ta’ayyin (tubuh hati Ruh).

ARTI SURAH AL-FATEHA :
  • Bismilah                                      :  Allah menama akan dirinya,
  • Arrahman                                  :  Ya Muhammad aku menciptakan kita sekalian,
  • Arrahim                                      :  Ya Muhammad aku mengatakan Rahasiaku kepadamu,
  • Lhamdulillahi                             :  Ya Muhammad, sembahyangku itu ganti sembahyangmu untuk memuji diriku’
  • Rabbil Alamin                            :  Ya Muhammad, aku tau yang lahir dan yang bathin,
  • Arrahmannirrahim                   :  Ya Muhammad, Yang membaca fateha itu aku dan sembahyang itu aku memuji diriku,
  • Maliki Yaumiddin                      :  Ya Muhammad, Aku Tuhan yang maha besar pada isi sekalian alam, kamu ganti kerajaanku,
  • Iyya Kana’ Budu                       :  Ya Muhammad, tiada lain yang sembahyang itu melainkan aku memuji diriku,
  • Weyyakanas Ta’in                    :  Ya Muhammad, yang ghaib aku jua tiada aku kamu ganti kerajaanku.
  • Ihdinasshirathal Mustaqim     :  Ya Muhammad, tiada yang tau……… kamu jua yang mengetahui aku.
  • Shiratallazi Na’an Amta’Alaihim          :  Ya Muhammad, tiada murka aku kepadamu, tiada nyata aku jika tiada kamu.
  • Waladdhallin                                            :  Ya Muhammad, jika tiada kasihku tidak ada kita sekalian dan tiada Rahasiaku sekaliannya.
  • Amin                                                           :  Ya Muhammad, adamu itu ganti rahasiaku.

ARTI SURAH AL-IKHLAS :
  • Qul Huwallahu Ahad                        :  Aku nyata dengan dirimu,
  • Allahus shamad                                 :  Aku jadi penolong dunia dan akhirat,
  • Lam Yalid Walam Yulad                  :  Aku Esa Ghaib kepadamu,
  • Walam Yakul Lahu Kupuan Ahad  :  Aku nyata dengan dirimu.

ASAL KEJADIAN
Allah swt. SWT pertama kali menjadikan cahaya atau nur yang disebut Nur Muhammad SAW, dari sifat jamalnya (keindahanNya). Rasulullah bersabda ; bahwa yang mula-mula diciptakan oleh Allah swt. adalah ruh Muhammad, ia diciptakan dari cahaya Ketuhanan, dan selanjutnya yang diciptakan pertama kali adalah Qalam dan akal. Disinilah kita tahu bahwa yang dilahirkan dan diciptakan pertama kali adalah suatu realiti ghaib dan bersifat rohani yang disebut; Nur, Ruh, Qalam, dan Akal dan ini merupakan realiti yang mempunyai banyak nama menurut fungsinya dan dari sudut mana kita memandangnya
AlQuran Menjelaskan :
Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu cahaya dari Allah swt., dan Kitab yang menerangkan(al-Maidah : 15)
Dalam dunia sufi ini disebut Hakikat Muhammad (realiti atau hakikat) atau diberi gelar Aql al-Kull (akal Semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu, ia diberi gelar Qalam karena ia menyebarkan ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk huruf dan perkataan, ia juga digelari ruh karena ia hidup, bukan mati. Dan ruh itulah terbitnya segala yang hidup, oleh karena ia hidup maka digelari Ruh.

Ruh Muhammadiyyah,
Atau Ruh Muhammad adalah Dzat atau sumber segala yg berwujud. Dialah yg awal dan menjadi hakikat alam semesta. Allah swt. menciptakan segala ruh dari ruhnya. Muhammad adalah nama bagi insan dalam alam gaib (alam berkumpulnya ruh-ruh). Ia menjadi sumber dan asal segala perkara. Allah swt. menciptakan alam karena Allah swt. akan menciptakan Muhammad SAW. Dan tanda-tanda ini tepat, separti yg dilihat oleh bapak semua umat manusia, yaitu Adam As, ketika selesai proses penciptaan, Adam melihat nama Muhammad di pintu surga bersanding dengan nama Allah swt., dan mengertilah Adam bahwa orang yg memiliki nama itu adalah semulia-mulia manusia yang akan diciptakan Tuhan diantara semua ciptaanNyadi kemudian hari.
 Setelah lahirnya Nur Muhammad, Allah swt. menciptakan pula ‘ arsy’, dan kelahiran Muhammad juga diikuti dengan penciptaan makhluk-makhluk yang lain serta arsyNya. Peristiwa ini berlaku menurut kehendak Allah swt. dan masyi’ahNya, dan kemudian Allah swt. menurunkan ruh atau makhluk-makhluk itu ke peringkat yang paling rendah, yaitu Alam Ajsam atau alam kebendaan yang konkret dan nyata, separti disebutkan dalam ayat ini ;”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahNya”,(at-Tiin : 5) 
Allah swt. turunkan Nur itu dari tempat asal kejadiannya, yaitu Alam Lahut (alam ketuhanan) ke Alam Asma’ Allah swt. (nama-nama yaitu alam Penciptaan sifat-sifat Allah swt. atau alam Akal Ruh Semesta). Dari alam Asma’ Allah swt. sana ruh-ruh itu turun ke alam Malakut. Disitu ruh-ruh itu dipakaikan dengan pakaian kemalaikatan yang gemerlap. Kemudian mereka diturunkan ke alam Kebendaan atau Ajsam yang terjadi dari unsur api, air, angin (udara) dan tanah. Maka ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang, urat dan sebagainya.

Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang ,
Tidaklah sekali-kali pernah membiarkan ruh-ruh berada dalam kesesatan dan kejahilan, untuk itulah diutus rasul-rasul dan kitab agar tidak lalai,“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami (dan kami peritahkan kepadanya) Keluarlah kaummu dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dan ingatkan mereka akan hari-hari Allah swt.”(Ibrahim : 5).
Manusia diharapkan dapat menegakkan sifat al jamal (indah) karena Allah swt. itu indah dan dari sinilah manusia akan menjejakkan kakinya di titian hakikah untuk mengenal Allah swt. serta ber taqarub kepada DzatNya yang maha besar ; “katakanlah; Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah swt. dengan hujjah yang nyata”(Yusuf:108).
Basirah dan Mata hati Allah swt. memberi manusia mata kasar agar dapat melihat segala yang zahir atau lahir dan untuk melihat hal gaib, Allah swt. telah mengaruniai suatu penglihatan yang halus dalam hati yang dikenal dengan basirah yakni mata hati atau mata ruh, dan ini akan terbuka dalam hati orang-orang yang dekat atau kuat taqarrubnya dengan Allah swt. dan tidak ada kekuasaan apapun di bum,I ini dapat memberikan basirah…karena manusia sangat memerlukannya untuk sampai kealam gaib yang merupakan rahasia-rahasia Tuhan, dan hanya orang-orang tertentu yang dikaruniai khusus olehNya,“…..yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami (al kahfi :65). Dan masuklah kembali menjadi golongan orang yang berjalan kembali meuju Allah swt., jangan menunggu sampai jalan tersebut tidak bisa dilalui lagi. “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkanhkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah swt. menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”(Ali Imran :133-134).
Ajaran risalah yang disampaikan pada manusia memiliki 2 kategori, nyata dan tidak nyata (zahir dan batin), syariat dan ilmu atau hikmah, dan bila zahir dan batin bersatu, barulah seseorang itu dapat mencapai taraf marifatullah,“Antara keduanya ada batas yang tidak dapat dilampaui oleh masing-masing”(ar rahman :20)
Hakikat tidak dapat dicapai hanya melalui ilmu yang diperoleh Panca Indera, karena dengan hanya mengandalkan ini manusia tidak akan mengenal Yang asal atau Dzat. Manusia dicipta untuk Mengenal Allah swt. Seandainya kita tidak mengenal Allah swt., bagaimana kita mau menyembahNya ? dan memohon pertolonganNya ? Hikmah atau ilmu sangat diperlukan untuk mengenal Dia, dengan menyingkap tirai hitam yang menutupi cermin hati. Allah swt. ibarat harta yang tersembunyi dan Ia ingin dikenali, maka dijadikanlah makhluk untuk mengenal Dia. 
Dalam sebuah hadits qudsi “Aku laksana harta yang tersembunyi. Aku ingin dikenali, karena itu Aku menciptakan makhluk”, jadi merupakan kewajiban bagi kita untuk mengenalNya, dan jelas bahwa tujuan Allah swt. menciptakan insani adalah untuk mencari ilmu untuk mengenaliNya, dan ada 2 peringkat Ilmu Mukasafah. Pertama,: ilmu untuk mengela sifat-sifat Allah swt. Swt. dan pendzahir kekuasaanNya, keDua,: ilmu untuk mengenal Dzat Allah swt. Swt. dan ini berpegang pada ruh al qudz (ruh suci) yang diberikan pada insani agar dapat mengenali rahasia-rahsia akhirat,”…dan kami memperkuatnya dengan ruh al quds…”(al baqarah :87). Mereka yang mengenal Dzat Allah swt. akan memperoleh ilmu melalui ruh suci yang terpencam dalam diri mereka masing-masing, baik yang ada dilidah kita ataupun hati kita.

Pentingnya ilmu Zahir,
Harus diakui bahwa manusia memerlukan ilmu keyakinan (agama) untuk mengenal Allah swt., melalui agama manusia akan belajar pendzahiran (manifestasi) Dzat Allah swt. yang terbayang dalam alam sifat dan nama (asma) Allah swt. yang ada dimuka bumi ini. Dan seseorang harus berakhlak mulia dan menghindari dosa dan harus melawan nafsu dan egonya dan ini merupakan perjalanan yang panjang dan sulit “…maka barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia menyekutukan Allah swt. dalam ibadah kepadaNya”(al kahfi: 110)
Ruh al Qudz tersebut diciptakan dalam wajah yang paling indah, dan keindahannya di hujamkan dalam hati dan di amamnahkan pada insani untuk menjaganya dan tingkatan ini dapat dicapai dengan taubah nasuhan …LaailahaillAllah.,”Ingatlah, bahwa dengan mengingat Allah swt. maka hati menjadi tentram”(ar Ra;d :28).

Hati ibarat akan yang harus dijaga,
Dalam dunia sufi, menyebut keadaan ruhani itu sebagai ‘tifli’ yang berarti bayi atau akan-akan, dan bayi hati adalah kesadaran orang-orang sufi yang diberikan karunia ilham tinggi oleh Ilahi. Kesadaran juga adalah insani yang sebenarnya, yang tidak terpisah dengan Khaliqnya. Dan kesadaran inilah yang mewakili insani yang sebenarnya, di dalamnya tidak ada jism (kebadanan) dan tidak menganggap dirinya sebagai jism, tidak ada hijab (tirai) karena nur yang memancar melalui pintu hati terus menjurus menuju kehadirat Dzat Allah swt. Yang mencipta.
Rasulullah pernah bersabda, bahwa di waktu-waktu tertentu ketika baginda hanya berduas dengan Allah swt., tidak ada sispapun menjadi pengantara atau penghalang baik itu malaikat yang dekat dengan Allah swt. (nur Muhammad) yang merupakan pendzahiran pertama sekalipun ataupun nabi dan rasul,”Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat”(al-Qiyamah: 22-23)
Nabi mengatakan, bila pada hari itu kita melihat Allah swt. Dengan sangat jelas separti bulan purnama dan inilah kesadaran tinggi yang bila makhluk, malaikat, menghampirinya maka wujud jasmani atau fisiknya akan hangus terbakar menjadi abu dan seandainya tirai yang menutup sifat jalalNya itu disingkap sedikit saja oleh Allah swt., niscaya segalanya akan hangus sejauh mata memandang, tapi tidak demikian bila itu dikehendaki oleh Penciptannya separti yang dialami oleh Rasulullah.

Kembali ke Asal, 
Manusia terdiri dari sifat jasmani dan ruhani, fisikal dan spiritual, badan dan ruh, kebendaan dan kejiwaan, zahir dan batin. Dan pada segi lahirnya umumnya sama saja tapi dari keruhaniannya pasti berbeda dan tingkatan nya diukur menurut makrifatnya kepada Allah swt.. Dan untuk mencapai tingkatan tetrtinggi maka seseorang menetapkan 3 tujuan yang sebenarnya adalah 3 sorga yaitu :
  1. Ma’wa (surga tempat kedamaian dan ketenangan) ini adalah surga dengan cirri kebendaan
  2. Na’im (surga tempat nikmat Allah swt.) dalam peringkat kemalaikatan
  3. Firdaus (surga tinggi dalam peringkat keesaan atau kesatuan (dengan Allah swt.), tempat tinggal para ruh, peringkat nama-nama (asma’) dan sifat Allah swt.
Taqarrub mendorong manusia untuk Bersuci,
Hendaknya seseorang berusaha mencapai destinasi (tempat yang dituju) dalam hidupnya dibumi ini, karena pada tingkat ini tidak ada perbedaan antara terjaga dan tartidur, karena dalam keadaan tidurpun ruh dapat melihat tempat asalnya, yaitu alam ruh dan kemudian kembali kejasad dengan membawa berita. Inilah mimpi yang benar dan peristiwa semacam ini ada 2 jenis,
pertama secara peristiwa yang terjadi secara sebagian atau setengah-setengah saja separti dalam mimpi, kedua, peristiwa yang utuh terjadi separti Isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW. Firman Allah swt. : “Allah swt. memegang jiwa (orang) yang mati dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya, maka ditahanNya jiwa (orang) yang telah ditetapkan matinya dan ia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah swt.) bagi kaum yang berpikir”(az-Zumar : 42)
Tidurnya orang yang bijaksana lebih baik daripada ibadahnya orang yang jahil dan orang yang bijaksana adalah orang yang mencapai tahap ma’rifatullah dan semuanya dapat dicapai dengan Dzikrullah yang menenggelamkan dirinya de dalam Nurullah dan dalam Keesaan Allah swt.

Cara manusia Ber-Taqarrub,
Cara yang baik untuk mencapai martabat kedekatan denganNYA adalah dengan meditasi atau tafakur untuk mengenali hakikat Allah swt. karena mengenali Dzat Allah swt. adalah wajib bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah swt. Nabi bersabda,”Tafakur sesaat itu adalah lebih baik dari setahun ibadah, lebih baik dari 70 tahun ibadah bahkan lebih baik dari 1000 tahun ibadah”
Ada 3 perkara tentang tafakur atau meditasi ini :
  1. Barang siapa bertafakur tentang suatu hal dan menyelidiki sebanyam, ia akan mendapat setiap bagian dari hal itu dan mempunyai banyak bagiannya yang lain pula, dan setiap bagian itu menerbitkan banyak lagi hal-hal yang lain, dan inilah tafakur yang nilainya setahun ibadah.
  2. Barang siapa bertafakur tentang ibadahnya dan mencari sebabnya dan mengenal seba itu, maka tafakurnya bernilai 70 tahun ibadah
  3. Barang siapa yang tafakur tentang mengenal Allah swt. dengan azam yang kuat untuk mengenalNya, maka tafakurnya itu bernilai 1000 tahun ibadah.

“Orang yang cinta memiliki pandangan Mata Basirah Orang yang tak cinta buta matanya tak menentukan arah Cinta itu, sayap bukan daging dan darah boleh menerbangkannya ke alam malaikat dan berjumpa Allah swt”.

Kekasih dengan Kekasihnya,
Hanya habib (yang pengasih) dapat mengenal Mahbub (yang dikasihi) dengan sempurnyanya. Orang yang dikasihi Allah swt. itu serba indah pandangannya, tetapi terhijab (terlindungi) pada pandangan manusia lain, tidak diketahui manusia tetapi dikenali oleh Allah swt. dan mudahlah bagi manusia ini untuk melayarkan bahteranya menuju pelabuhan induk keruhanian taman Hazirah al-Quds. Karena orang yang mencintai Allah swt. adalah orang yang telah mengosongkan dirinya atau memfaakanan dirinya, tidak terasa wujud dirinya hanya yang wujud ialah Allah swt. saja.

Ruh Al Quds,
Allah swt. SWT mula-mula menciptakan atau menzahirkan Ruh al Quds atau ruh suci dalam bentuk makhluk untuk meneruskan penzahiranyang paling sempurna dalam peringkat Alam Ketuhanan Dzat Yang Maha Tinggi dan di kehendakiNya ruh itu untuk turun ke alam fana ini di peringkat yang paling rendah yaitu ALam Ajsam atau fidikal (konkret). Tujuan utamanya adalah untuk memberi pelajaran kepada ruh suci dan untuk mengetahui pengalamannya dalam mencari jalan kembali kepada Allah swt. SWT. Dan dalam perjalanannya dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah, ruh suci tersebut menempuh berbagai alam atau peringkat, semula ia turun ke peringkat Akal semesta atau disebut peringkat Kesatuan (Allah swt. dan HambaNya) atau peringkat nama dan sifat atau lebih dikenal dengan Haqiqah Muhammadiyyah.  Dan bersamaan dengan ruh suci tersebut telah disediakan pula dalam dirinya benih-benih keEsaan (tauhid) agar senantiasa mengenali penciptanya yang Esa itu. Dalam perjalanan mengarungi alam-alam peringkat Allah swt. membekalinya dengan selimut pakaian Nur Allah swt. (cahaya) . Dan mendapat gelar ruh Martabat tartinggi karena tingginya derajat yang diberikan Tuhan sejak ia diciptakan.
Peringkat selanjutnya adalah peringkat Alam Malakut, disini ruh suci disebut Ruh Bergerak atau Ruh Berpindah, mimpi yang benar termasuk dalam ala mini, dan selanjutnya ia akan masuk ke Alam Kebendaan, atau kebadanan atau jisim atau fisikal, ia mendapat pakaian jasmani yang berasal dari darah, daging, urat, tulang, dsb, dan diberi gelar Ruh Insan atau Ruh Manusia. Ruh suci diberi baju kasar agar dunia selamat dari kehancuran, karena bila alam kebendaan bersentuhan langsung dengan Ruh suci maka alam kebendaan akan hangus menjadi abu. Ruh suci dihantarkan ke tempat terendah agar ia mencari jalan kembali keasalnya yaitu berpadu atau berdampingan dengan Allah swt. SWT separti ketika ia berada dalam pakaian daging, darah dan tulang itu. Melalui hati yang ada dalam badan kasar ini wajar bila ia menanan benih rasa kesatuan dan keesaan dan ia akan berusaha menyuburkan rasa berpadu dengan Allah swt., Tuhan yang Menciptakannya . Dalam bumi hati itu ruh suci menanam benih keyakinan yang dibekalkan kepadanya oleh Allah swt. dari alam Maha Tinggi dan benih itu diharapkan menjadi pokok sebuah keyakina yang mengahsilkan buah-buahan yang rasanya kelak akan membawa ruh itu kembali naik ke tingkat demi tingkat hingga sampai ke hadirat Allah swt.

Penciptaan Badan untuk Ruh,
Allah swt. Menciptakan badan agar ruh dapat masuk dan menetap didalamnya, dan setiap ruh mempunyai nama tersendiri, dan Allah swt. Menyusun ruang-ruang dalam badan dan meletakkan ruh manusia diantara daging dan darah, selain itu menempatkan ruh suci ditengah hati manusia, suatu ruang yang indah dan halus untuk menyimpan rahasia antara Allah swt. Dan hambaNya Ruh-ruh itu berdiam dianggota badan dengan tugasnya masing-masing, keberadaanya seolah-olah berlaku sebagai pembeli dan penjual bermacam-macam barang sehingga mendatangkan berbagai hasil pula, separti firman Allah swt. SWT”Mereka membelanjakan sebagian dari rejeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan dan mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”(Fatir : 29).

Ruh dalam Badan,
Dada adalah tempat bersemayamnya ruh dalam diri setiap insani manusia, tempat yang berhubungan dengan panca indera ini bertugas mengatur segala hal yang berkaitan dengan masalah syariat karena dengan ini Allah swt. menjaga dan mentadbirkan keharmonisa alam nyata. Ruh tidak pernah mengingkari perintah Allah swt., tidak mengatakan tindakannya sebagai tindakannya sendiri, tetapi lebih karena ia tidak mampu bercerai dengan Allah swt., segala tindakannya merupakan satu kesatuan dengan keberadaan Allah swt., tidak da perpisahan antara aku dengan Allah swt. “…barangsiapa mengharapkan perjumapaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal shole, dan tidak mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”(al Kahfi : 110)
Dan Allah swt. memberikan beberapa kelebihan bagi manusia yang memiliki ruhani yang tinggi berupa :
  1. Kemampuan melihat bukti-bukti wujud keberadaan Allah swt. di dunia ini yang dimanifestasikan dalam sifat-sifat Allah swt.,
  2. Kemampuan melihat hal yang jamak dalam sesuatu yang tunggal dan yang tunggal dalam sesuatu yang jamak di mata kebanyakan orang awam,
  3. Kemampuan melihat hakikat di balik alam nyata, 
  4. Perasaan dekat dengan Allah swt.
Ruh dalam Hati,
Hati adalah tempat bergeraknya ruh, dan ilmu yang mengulas tentang gerakan hati disebut Tariqah. Kerjanya berkaitan dengan 4 nama Allah swt., sebagaimana dengan 12 nama Dzat Allah swt. , 4 nama tidak berhuruf dan tidak berbunyi sehingga nama-nama itu tidak dapat diucapkan :”Katakanlah ; Serulah Allah swt. atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ al Husna (nama-nama yang terbaik)”(al Isra’ : 110)
Manusia hendaknya berusaha mengetahui nama-nama Allah swt. karena inti dari Ilmu Mukasafah, kalimat Laa IlahaIlallaah melahirkan 12 nama Allah swt., setiap nama tercantum pada setiap huruf yang menyusun kalimat Laa IlahaIlallaah dan Allah swt. akan memberikan nama kepada setiap huruf dalam proses kemajuan hati seseorang.
  1. Laa IlahaIlallaah Tiada Tuhan kecuali Allah swt.
  2. Allah swt. Nama Dzat
  3. Huwa Dia
  4. Al Haqq Yang Benar
  5. Al Hayy Yang Hidup
  6. Al Qayyum Yang berdiri sendiri kepadaNya segala sesuatu bergantung
  7. Al Qahhar Yang Maha berkuasa dan perkasa
  8. Al Wahhab Yang Maha pemberi
  9. Al Fattah Yang Maha Pembuka 
  10. Al Wahid Yang Satu
  11. Al Ahad Yang Maha Esa
  12. Al As Samad Sumber, puncak segala sesuatu.
Pada setiap tingkatan (4 tingkatan) yang dilalaui ruh terdapat 3 buah nama yang berbeda dengan cara inilah Allah swt. dapat memegang hati kekasihNya yang sedang dalam perjalanan cinta menuju kepadaNya. “Allah swt. meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat”(Ibrahim : 27)
Dalam pergerakannya ruh selalu memandang ke Alam Malakut, alam yang identik dengan kebaikan dan dialam ini ruh dapat melihat surga alam malakut beserta para penghuni, cahaya dan para malaikat yang berada di dalamnya. Dan melakukan percakapan tanpa suara dan dalam percakapan itu pikiran akan selalu berputar mencari rahasia-rahasia atau makna dalam batin dan setelah manusia kembali kepada Sang Pencipta, rahasia-rahasia itu akan bertahta diakhirat yaitu surga Na’im, surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada bandingnya. Tempat ruh yang paling tinggi adalah di tengah hati yaitu ‘hati bagi hati’.

_____ oo0 by DODI 0oo _____

Bersambung ke Halaman Berikutnya Klik disini,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar