7 MARTABAT NAFSU
Tujuh
Martabat Nafsu
Firman
Allah Swt.:
"Sesungguhnya
Kami telah menjadikan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya".
Hadis
Qudsi, firmanNya:
"Sesungguhnya
manusia itu rahsiaKu dan Akulah yang menjadi rahsianya. Dan rahsia itu sifatKu
dan sifatKu tiada lain, Aku lah jua".
Mengenai
soal makrifat pula Allah Swt. berfirman dalam hadis Qudsi:
"Akulah
perbensudaharaan yang tersembunyi. Aku ingin supaya dikenali(dimakrifati), maka
Aku jadikan alam ini, maka mereka makrifat kepadaKu".
FirmanNya
lagi:
"Sesungguhnya
Allah Swt. memerintahkan kamu (manusia) melaksanakan amanah kepada yang berhak
(Allah Swt.)".
Jadi
taraf kemuliaan sesorang hamba Allah Swt. itu adalah bergantung sejauh mana
taraf makrifatnya kepada Allah Swt.. Sekiranya kita sempurna mencapai tahap
sebenar-benar makrifat jadilah kita sebaik-baik makhluk bagimana firmanNya:
"Sesungguhnya
yang beriman dan beramal soleh, mereka itu adalah sebaik baik makhluk".
Tapi
sebaliknya sekiranya kita gagal untuk mengembalikan amanah untuk makrifatullah
maka jadilah kita bagimana yang di firmankan olehNya:
"Kemudian
Kami kembalikan dia di tempat yang serensudah-rensudahnya"
Dan
firmanNya lagi:
"Mereka
itu adalah seburuk-buruk makhluk".
Baik
buruknya manusia adalah bergantung kepada tahap-tahap kesucian batinnya atau
nafsunya.
Sabda
Rasulullah Saw.:
"Sejahat-jahat
musuh engkau ialah nafsu engkau yang terletak di antara dua lambung
engkau"
Jenis-jenis
nafsu yang dijabarkan dalam tulisan ini adalah:
- Amarah,
- Lawammah,
- Mulhammah,
- Mutmainah,
- Radhiah,
- Mardhiah,
- Kamaliah,
AMARAH
Amarah
adalah martabat nafsu yang paling rensudah dan kotor di sisi Allah Swt.. Segala
yang lahir darinya adalah tindakan kejahatan yang penuh dengan perjalanan
mazmumah (kejahatan/keburukan). Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu
untuk memancarkan sinarnya karena hijab-hijab dosa yang melekat tebal, lapisan
lampu makrifat benar-benar terkunci. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan
menyucikannya. Karena itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh berbagai
penyakit.
Firman
Allah Swt.:
"Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah Swt. penyakitnya"
"Sesungguhnya
nafsu amarah itu senantiasa menyuruh manusia berberbuat keji(mungkar)"
"Bahkan
manusia itu hendak berberbuat maksiat terus menerus"
Dalam
kehidupan seharian segala hukum hakam, halal-haram, perintah dan larangan tidak
pernah di ambil peduli. Malah berbuat kejahatan itu sudah sejati. Tidak ada
penyesalan, malah kadang-kadang bangga berbuat jahat. Contohnya dia berbangga
dapat merusakkan a gadis orang, bangga dengan kehidupan jahat, minum, berjudi,
pergaulan bebas malah jadi barat lebih dari orang barat. Bagi mereka pada peringkat
nafsu ini, konsep hidupnya adalah sekali, jadi masa mudalah untuk berbuat
sepuas-puasnya tanpa mengenal batas-batas. Baik jahat adalah sama saja di
sisinya tanpa ada perasaan untuk menyesal. Malah kadang-kadang bila jadi
berbuat jahat seolah-olah-olah terdapat perasaan lega dan puas. Itulah
sebabnya kadang-kadang ada yang dapat mengawasinya dari menjalankan sesuatu
yang jahat.
Sudah
jadi hobi, hatinya telah dikunci oleh Allah Swt. bagimana firmanNya :
"Tidaklah
engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsunya (amarah) menjadi
Tuhan dan dia disesatkan oleh Allah Swt. karena Allah Swt. mengetahui
(kejahatan hatinya) lalu Allah Swt. mengunci mati pendengarannya (telinga
batin) dan hatinya dan penglihatannya (mata hatinya) dibuat penutup. "
Manusia
pada pringkat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi
berdukacita dan mengeluh bila tartimpa kesusahan.
Firman
Allah Swt. :
"Dan
apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, nescaya mereka gembira
dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan
tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa."
Jelasnya
pada peringkat ini segala tindak tanduknya adalah menuju dan mengikut apa
kehendak syaitan yang mana telah dikuasai sepenuhnya olehnya(Syaitan). Rupa
saja manusia, tapi hati dikuasai syaitan.
Pada
peringkat ini, manusia itu tidak makan nasihat. Tegurlah bagai manapun. Dia
tetap tidak akan berubah kecuali diberi hidayah olehNya.
Mereka
tidak pernah takut pada Allah Swt. dan hari pembala’san. Malah meremehkan
tersebut. Mengejek dan mencemo oh. Mereka tidak pernah peduli dengan ancaman
Allah Swt. seperti :
"Akan
dicampakkan ke dalam neraka jahanam dari golongan jin dan manusia yang
mempunyai hati tidak mengerti, mempunyai mata tidak melihat, mempunyai telinga
tidak mendengar. Mereka itu adalah binatang malah lebih hina dari binatang
karena mereka termasuk di dalam golongan yang lalai".
Mereka
suka mencela orang lain, memperbodohkan kelemahan orang lain dan melihat
dirinya sendiri serba sempurna. Mereka tidak pernah menyandarkan hasil usahanya
kepada Allah Swt. Mereka fikir apa saja kesempurnaan mereka adalah hasil titik
peluh diri sendiri.
Jiwa
mereka pada tahap ini adalah kosong dan hubungan dirinya dengan Allah Swt.
boleh dikatakan tidak wujud.
Dalam
kontulisan penerimaan ilmu, orang yang bernafsu amarah hanya berupaya menerima
ilmu diperingkat ilmu Qalam. Terutamanya yang mementingkan soal-soal lahiriah
dunia saja. Tidak ada minat kepada pelajaran agama dan hari akhirat. Pada
peringkat tidak ada peluang sama sekali untuk menerima ghaib dan ilmu syahadah
selagi hatinya kotor dan tidak disucikan dengan pembersihan zikrillah yang
mempunyai wasilah bai'ah dengan Rasulullah Saw. Untuk membebaskan diri dari
cengkaman nafsu ini hendaklah menemukan jalan wasilah ilmu Rasulullah Saw.
dengan menerima tunjuk ajar dari ahli zakir yaitu guru mursyid yang dapat
memberikan petua-petua penyucian diri dan penyucian jiwa yang mempunyai mata
rantai dengan Rasulullah Saw.
Sabda
Rasulullah Saw. :
"Tiap
sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah Swt.
"
Pada
tahap amarah ini kalau berzikirpun hanya dibibir saja tanpa meresap ke dalam
jiwa. Amarah tidak mengenal siapa, malah ahli kitab sekalipun walaupun ada
kelulusan Ajar, walupun berserban dan berjubah. Amarah tidak pernah takut
dengan itu semua malah lagi senang ia menyerang. Yang ia takut hanyalah
zikrillah.
Sabda
Rasulullah Saw.:
"Sesungguhnya
syaitan itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia
itu berzikir kepada Allah Swt., maka mundurlah syaitan dan apabila ia lupa,
maka syaitan itu menelan hatinya"
NAFSU
LAWWAMAH
Nafsu
lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berprilaku suatu kejahatan
dosa atas dirinya. Ianya lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Karena ia tidak
puas atas dirinya yang menjalankan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya
sendiri. Bila berbuat silap dia lebih cepat sedar dan lalu kritik dirinya
sendiri. Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila berbuat
dosa, seperti automatik terbitlah seperti bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang
di katidakan lawwamah. Bisikan hati seseorang akan melarang dirinya menjalankan
sesuatu yang keji timbul seperti spontan bila terqosad saja dihatinya. Cepat
rasa bersalah pada Allah Swt. Rasulullah atas keterlanjurannya. Ianya ibarat
taufik dan hidayah Allah Swt. untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan
kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Rasulullah Saw. bersabda:
"Apabila
Allah Swt. menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah Swt. akan
menjadikan untuknya penasihat dari hatinya sendiri"
"Barangsiapa
yang hatinya menjadi penasihat baginya, maka Allah Swt. akan menjadi pelinding
ke atasnya. "
Tapi
bila seseorang itu meningkat ke martabat nafsu lawwamah tapi tidak mematuhi
isyarat lawwamah yang memancar di hatinya, maka lama-kelamaan isyarat ini akan
padam dan gelap. Hingga jatuhlah kembali pada tahap nafsu amarah kembali. Sebab
itu kadang-kadang kita lihat sebentar orang tu baik, sebentar berubah jahat
kembali. Kemudian berubah balik. Inilah bolakan hati yang di sebabkan oleh
keadaan nafsunya yang berubah-ubah.
Firman
Allah Swt.:
"Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti (suruhan jahat) mereka setelah datang ilmu
(isyarat lawwa-mah) kepadamu, sesungguhnya kamu termasuk dalam golongan
orang-orang yang zalim"
"Sesungguhnya
petunjuk Allah Swt. ialah petunjuk yang sebenarnya. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemahuan (jahat dan keji) mereka , setelah ilmu diperolehi (datang
kepadamu) maka Allah Swt. tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu".
Pada
tahap lawwamah ini masih lagi bergelumang dengan sifat-sifat mazmumah tapi
jumlahnya akan berkurang sedikit. Keinsafan memancar. Sekiranya dia terus mematuhi
isyarat lawwamah yang ada, sedikit diami sedikit sifat-sifat keji dapat
dihapuskan. Pada peringkat ini dia banyak meneliti diri sendiri dan merenung
segala kesilapan yang lampau. Bila perasaan menyesal datang, orang-orang pada
peringkat Sangat musudah mengeluarkan air mata penyesalan. Kerap menangis dalam
solat, atau bila sendirian, sewaktu berzikir, bersolawat. Air matanya bukanlah
disengajakan tetapi berprilaku seperti spontan. Inilah dikatakan bagi tangisan
diri. Pada peringkat ini akan banyak mengkaji dan meneliti alam dan kejadian.
Malah senantiasa membandingkan sesuatu dengan dirinya. Mereka juga menjadi gila
untuk beribadat dan cenderung kepada perbincangan berkaitan soal mengenal diri
dan akan jemu dengan persoalan yang tidak berkaitan dengan agama. Perubahan ini
boleh jadi mendadak sekiranya kita terjun ke alam tasauf.
Rasulullah
Saw. bersabda:
"Bahwasanya
orang-orang mukmin itu perhatiannya pada solat, puasa dan ibadat dan orang
munafik itu perhatiannya lebih kepada makanan dan minuman seperti halnya
binatang"
"Sedikit
taufik adalah lebih baik dari banyak berfikir dan berfikir perkara duniawi itu
mendaruratkan dan sebaliknya berfikir perkara agama pasti mendatangkan
kegembiraan"
Pada
tahap ini sudah mementingkan akhirat dari dunia.
Namun
begitu walau dibandingkan dengan amarah ia lebih tinggi sedikit, namun
sekali-sekali ia tidak tersetelah juga dari jatuh kedalam jurang dosa dan
kejahatan. Imannya masih belum kuat. Namun ia cepat sedar dan cepat beristigfar
minta ampun kepada Allah Swt..
Firman
Allah Swt.:
"Aku
bersumpah dengan nafsu lawwamah"
Bagi
contoh kalau tartinggal sembahyang terdapat perasaan kecut hati dan cepat
menyesal.
Antara
sifat nafsu lawwamah adalah:
Mencela diri sendiri,
Bertafakur dan berfikir,
Berbuat kebajikan karena ria,
Kagum pada diri sendiri yakni 'ujub,
Berbuat sesuatu dengan sum'ah agar dipuji.
Tidakjub pada diri sendiri,
Siapa
yang merasa berdegup di hati sifat seperti di atas masih lagi berada pada tahap
nafsu lawwamah. Ianya adalah terdapat pada kebanyakan orang awam.
Harus
kuat berzikir untuk menembus dan menyucikan sisa-sisa karat hati. Zikir pada
pringkat nafsu ini masih lagi dibibir tetapi kadang-kadang sudah akan meresap
masuk ke lubuk hati tapi dalam keadaan yang tidak istiqamah. Pada peringkat ini
memang sudah timbul gila beribadat sehingga kadang-kadang merasa dirinya ringan
dan melayang, kadang-kadang bagai hilang dirinya. Rasa seperti semut berderau
diseluruh tubuhnya terutama pada bagian tulang belakang dan tangannya. Keadaan
beginilah menimbulkan keasyikan yang menjalankan dengan amalan zikir dan ibadat
lain.
Pada
pringkat ini sudah boleh menerima sedikit ilham hasil dari zauk dan
kadang-kadang mengalami mimpi yang perlu ditafsir kembali oleh guru. Bila
keterusan dengan petua dan amalan yang diberi oleh guru InsyaAllah Swt.
nafsunya lawwa-mah ini akan meningkat kepada tahap seterusnya.
MULHAMAH
Nafsu
ini lebih baik dari amarah dan lawwa-mah. Nafsu mulhamah ini ialah nafsu yang
sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari sifat-sifat
hati yang tercemar melalui latihan sufi/tariqat(amalan guru) lainnya yang
mempunyai sanad dari Rasulullah Saw. Kesucian hatinya telah menyebabkan segala
lintasan kotor atau was-was syaitan telah dapat dibuang dan diganti dengan
ilham dari malaikat atau Allah Swt..
Firman
Allah Swt.:
"Diami
nafsu (manusia) dan yang menjadikannya (Allah Swt.) lalu diilhamkan Allah Swt.
kepadanya mana yang buruk dan mana yang baik, sesungguhnya dapat kemenanganlah
orang yang menyucinya (nafsu) dan rugilah (celakalah) orang yang
mengotorkannya(nafsu).
Makom
nafsu ini juga dikenali dengan nafsu samiah. Pada pringkat ini amalan baiknya
sudah mengatasi amalan kejahatannya. Sifat mazmumah telah diganti dengan
mahmusudah. Sikap beibadat telah tebal dan amalan guru terus diamalkan dengan
lebih tekun lagi.
Pada
penyesalan pada pringkat lawwamah tadi terus bersejati di dalam jiwa. Isyarat
lawwamah senantiasa subur. Sesungguhnya taubat orang peringkat mulhamah ini
adalah "taubatan nasuha". Bukan saja di mulut tetapi hakiki.
Dalam
kehidupan sudah terbina satu sikap yang baik, tabah menghadapi dugaan, bila
terlintas sesuatu yang ke arah maksiat coba-coba memohon kepada perlindungan
dari Allah Swt..
Firman
Allah Swt. :
"Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah Swt.,
sesungguhnya Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa , bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
diingat kepada Allah Swt., maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahan. "
Sabda
Rasulullah Saw. :
"Barangsiapa
yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa susah (gelisah) dengan
kejahatan yang dijalankan, maka itu orang-orang mukmin"
Zikir
pada tahap ini telah menyerap kedalam lubuk hatinya bukan sekadar berlewa-lewa
dibir saja lagi. Malah sudah menerima hakikat nikmat zikir dan zauk. Bila
disebur nama Allah Swt. rindunya Sangat besar, berderau darahnya dan gementar
tubuhnya tanpa disengajakan.
Firman
Allah Swt. :
"Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu, bagi mereka apabila saja disebut nama Allah Swt.,
nescaya gementarlah seluruh hati mereka"
Perasaan
ini terus menjalar sehingga bertemu kekasihnya.
Antara
sifat-sifat yang bernafsu mulhamah:
1.
Sifat-sifat ketenangan, lapang dada dan tidak putus asa,
2.
Tidak sayangkan harta,
3.
Qanaah,
4.
Berilmu laduni,
5.
Merensudah diri/ tawwadu',
6.
Taubat hakiki,
7.
Sabar hakiki,
8.
Tahan ujian dan menanggung kesusahan.
Mereka
pada tahap ini akan masuk ke pada maqom wali yakni kerapkali akan mencapai fana
yang menghasilkan rasa makrifat dan hakikat (syuhud) tetapi belum teguh dan
kemungkinan untuk kembali kepada sifat yang tidak baik masih ada. Kebanyakan
orang cepat terhijab pada masa ini karena terlalu asyik dengan anugerah Allah
Swt. pasudahal itu hanyalah ujian semata-mata.
Dalam
kontulisan ilmu pula mereka bukan saja menguasai ilmu qalam malah sudah dapat
menguasai ilmu ghaib menerusi tiga bagai laduni yaitu nur, bagai tajalli dan
bagai laduni di pringkat sir. Yang dimaksudkan dengan laduni peringkat sir
ialah menerusi telinga batin yang terletak ditengah-tengah kepala yang biasanya
dipanggil bagian tanaffas. Suara yang diterima amat jelas sekali. Tidak ubah
seperti mendengar suara telefon. Pada masa yang sama pendengaran zahir tetap
tidak terganggu walaupun masa menerima laduni sir itu ada kawan berbual.
Biasanya suara ghaib itu adalah waliyulah atau ambia yang merupaka guru-guru
ghaib yang bertugas mengajar ilmu ghaib pada mereka yang diperingkat mulhamah.
Tapi perlu diingat guru murysid zahir kita tetap guru. Malah Guru mursyid kita
sebenarnya telah berkomunikasi terlebih sudahulu dengan guru-guru ghaib ini.
Sebab itu kalau tidak ada murysid kita akan terpedaya dengan syaitan dan jin
yang menyamar. Pembukaan telinga batin ini pada awalnya berprilaku seakan suatu
bisikan suara yang dapat dibagian dalam telinga, dimana pada perakanannya
merasa berdesing. Kemudian barulah dapat dengar jelas.
Zikir
tetap meningkat. Pada peringkat inilah Allah Swt. berfirman:
"Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir kepada Allah Swt. Diingatlah hanya dengan berzikir kepada Allah Swt. sajalah hati menjadi tenteram".
"Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir kepada Allah Swt. Diingatlah hanya dengan berzikir kepada Allah Swt. sajalah hati menjadi tenteram".
NAFSU
MUTMAINAH
Inilah
peringkat/martabat nafsu yang pertama yang benar-benar direhai Allah Swt. seperti
yang kesempurnaan kita nyatakan di atas. Yang layak masuk syurga Allah Swt.
Maknanya siapa sampai pada maqom ini berarti syurga tetap terjamin, InsyaAllah
Hakikat inilah yang difirmankan Allah Swt. :
"Wahai
orang yang berjiwa/bernafsu mutmainnah, pulanglah kepangkuan Tuhanmu dalam
keadaan redhai meredhai olehNya dan masuklah ke dalam golongan HAMBAKU dan
masuklah ke dalam syurgaKU".
Pada
peringkat ini jiwa mutmainnah merasakan ketenagan hidup yang hakiki yang bukan
dibuat-buat. Tidak ada lagi perasaan gelisah. Semuanya lahir dari tauhidnya
yang tinggi dan mendalam. Tauhid yang sejati dan hakiki. Tidak ada lagi
perbedaan senang dengan susah baginya sama saja. Pada maqom inilah perakanan
mendapat darjat wali kecil.
Antara
sifat-sifat maqom ini adalah :
1.
Taqwa yang benar,
2.
Arif,
3.
Syukur yang benar,
4.
Tawakkal yang hakiki,
5.
Kuat beribadat,
6.
Redha dengan ketentuan Allah Swt.,
7.
Murah hati dan berbuat bersedekah,
8.
Dan lain-lain sifat mulia yang tidak dibuat-buat.
Pada
maqom ini biasanya(walaupun tidak semestinya), akan adanya keramat-keramat yang
luar bisa serta mendapat ilmu dengan tidak payah belajar sebab sudah dapat
mengesan rahsia-rahsia dari LohMahfuz. Adanya sifat lidah masin. Apa yang
keluar dari mulut bukan sembarangan lagi bahkan menerusi yang dipanggil bagi
'inkisaf'. Mereka sudah menguasai ilmu peringkat nur, tajalli, sir dan juga
sirussir, yaitu lebih tinggi dari maqom mulhamah. Yang dikatakan menerusi
sirussir ialah bagai penerimaan dengan telinga dan mata batin. Kalau mulhammah
tadi baru terbuka dengan telinga batin tanpa mata batin. Dengan mata batin
inilah dia berupaya melihat sesuatu yang ghaib yang tidak mampu dilihat oleh
mata bisa kita. Malah dapat melihat sesuatu yang akan berprilaku pada masa akan
datang. Betul-betul bagai melihat TV. Perlu diingat pada peringkat ini dia
tidak terganggu penglihatan dan pendengaran zahirnya pada masa sama melihat dan
mendengar yang batin walaupun duduk di kedai kopi bersama-sama orang lain.
Melalui penerimaan sirussir ini dia berupaya melihat alam barzakh, menjelajahi
alam alam. Keyakinan mereka sudah pada tahap ainul yakin dan haqqul yakin.
Fana
juga boleh berprilaku yang dikenali bagi "fana qalbi" yaitu merupakan
penafian diri ataupun menafikan maujud dirinya dan dinisbatkan kepada wujudnya
Allah Swt. semata-mata. Inilah peringkat yang kita sebut LAA MAUJUD ILLALLAH
Keadaan inilah yang digambarkan Allah Swt. :
"Semua
yang ada adalah fana (tiada wujud hakikinya). Dan yang kekal(baqa) itu adalah
wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan"
Namun fana qalbi ini tidaklah kekal.
Namun fana qalbi ini tidaklah kekal.
NAFSU
RADHIAH
Maqom
ini dinamakan radhiah karena perasaan keredhaan pada segala ketentuan dan
hukuman Allah Swt. Pada maqom ini sudah tidak ada rasa takut dengan bala’ Allah
Swt. dan tidak tahu susah dan gembira dengan nikmatNya. Akan sama saja yang
dirasakan. Yang penting Allah Swt. redha padaNya. Itu kalau sakitpun sudah
tidak perlu kepada ubat, sebab bagi dia sakit itulah nikmat karena dia merasa
makin dekat dengan tuhannya. Dunia sudah dipandang kecil , malah sudah tidak
dipandang lagi sebaliknya dunia yang datang kepadanya.
Firman
Allah Swt. :
"Sesungguhnya
wali-wali Allah Swt. itu tidak merasa ketakutan dan tidak pernah merasa
kerungian di atas mereka".
Ini
karena nur syuhud sudah sejati dalam jiwa mereka. Alam sekeliling seperti
cermin yang boleh mereka melihat Allah Swt. setiap ketika. Ini adalah maqom
musyahadah tahap ihsan seperti hadis Rasulullah Saw.:
"Hendaklah
kamu menyembah Allah Swt. bagimana kamu melihatNya... "
Ini
adalah maqom wali dalam martabat khawas.
Pada
masa inilah apa yang diisyaratkan oleh rasulullah Saw.:
"Takutilah
akan firasat orang mukmin, bahwasanya orang-orang mukmin itu melihat dengan Nur
Allah Swt.".
"Pada
tahap radhiah ini , ia melihat melalui basyirahnya, merenung dengan kasyafnya ,
bertindak melalui perintah ilmu laduninya. Mulutnya dan doanya Sangat mustajab.
apa yang diinginkan langsung terjadi. "
Orang
dimaqom ini kadang-kadang perbuatannya menyalahi syariat. Percakapan
kadang-kadang menyinggung orang bisa yang tidak faham tapi dikeluarkan tanpa
sengaja. Masih lagi mengalami fana qalbi. tapi tidak menentu. Hidupnya ibarat
dilambung gelora cinta seolah-olah terapung bersama-sama Allah Swt. Hanya
memandang dan menyaksikan sesuatu bahwa tiada suatu yang wujud di dunia ini
melainkan wajah Allah Swt. semata-mata:
Firman
Allah Swt.:
"Di
mana saja kamu menghadap, maka disitulah wajah Allah Swt.
Itu
yang terjadi pada Al Junaid : Tiada apa dalam jubahku, melainkan Allah Swt.
Mereka
sudah memandang yang banyak kepada satu. Keadaan inilah boleh menimbulkan
fitnah, malah kadang-kadang orang akan dianggap gila. Inilah maqom Ana'al
Haq-Mansur Al-Hallaj.
Zikir
pada peringkat ini adalah seperti 'khafi' yang telah meliputi seluruh anggota
zahir dan batinnya. Pada peringkat inilah kulit berzikir, daging berzikir,
tulang berzikir, malah semuanya berzikir. Tu yang jadi darah Al-Hallaj
membentuk tulisan Allah Swt. lalu keluar zikir, malah kematian wali-wali, masih
lagi terdengar zikir di dadannya. Kadang-kadang mereka dijemput menjelajah alam
ghaib kubra yang diluar akal manusia. Mereka mampu berhubungan langsung dengan
para rasul, nabi, ambia dan waliyullah yang lain. Mereka menuntut ilmu dengan
aulia bagai berbincang dengan kawan melalui handphone, malah boleh berinteraksi
beramai-ramai walaupun masing-masing berada berbeda tempat.
Sifat-sifatnya:
1.
Ikhlas,
2.
Warak,
3.
Zahid,
4.
Dan lain-lain lagi yang baik yang ada pada maqom sebelum ini.
NAFSU
MARDIAH
Pada
peringkat ini segala yang keluar darinya semuanya telah diredhai Allah Swt.
Kata-katanya, diamnya semuanya atas izin Allah Swt. Akan keluar keramat yang
luar bisa. Mereka sudah menanam ingatan pada Allah Swt. diteras lubuk hati
mereka menerusi bagai "khafi-filkhafi", maknanya seperti penyaksiaan
'basitiah' yaitu penyaksian sifat ma'ani Allah Swt. yang nyata dan dizahirkan
oleh diriNya sendiri. Af'al diri mereka sudah dinafi dan dinisbahkan seperti
langsung kepada af'al Allah Swt. Jiwa mereka betul-betul sejati, ingatan mereka
terhadap Allah Swt. tidak sesaatpun berpisah darinya. Penyaksiaan terhadap hak
sifat Allah Swt. jelas baginya sehingga hilang dirinya nya sendiri. Inilah
dinyatakan bagi Abu Yazib Bistami: "Subha Inni.. ".
"Pandanglah
yang satu pada yang banyak".
Peringkat
ini sudah tenggelam dalam fana baqabillah. Pada peringkat inilah suka
mengasingkan diri, tidak suka bergaul lagi dengan makhluk.
Namun
begitu ia mepunyai kesegaris dua alam sekaligus, Zahir dan batin. Dan ia
akam kemabali normal seperti bias.
Konsep
perjalanannya lebih kurang dengan radhiah. mereka berpegang kepada konsep:
Firman
Allah Swt.:
"Apa
yang di sisi kamu itu pasti lenyap dan apa yang ada di sisi Allah Swt. Tetap
kekal".
Perkataan
syetan sudah hilang. Mereka suka hidup nafsu nafsi.
Sabda
Rasulullah Saw.:
"Apabila
kamu sekalian melihat seseorang mukmin itu pendiam dan tenang , maka dekatilah
ia. Sesungguhnya dia akan mengajar kamu hikmah"
Menyentuh
tentang zikirnya, zikirnya adalah zikir rahsia, tidak tersebut lafaz dengan
lidah mahupun hati, tapi seluruh anggota zahir dan batin mengucapkan dengan
zikir rahsia yang didengar oleh telinga batin di maqom tanaffas. Zikirnya tidak
pernah terganggu dengan alam zahir walaupun dia tengah bercakap atau berbuat apa
sajapun.
Firman
Allah Swt.:
"Orang-orang
berzikir kepada Allah Swt. sambil berdiri, sambil duduk dan dalam keadaan
berbaring... "
Bagi
mereka di maqom ini setiap perbuatan, perkataan, penglihatan dan apa saja
adalah zikir.
Pada
tahap ini mempunyai kekeramatan yang amat luar bisan. Namun biasanya jarang
sekali menzahirkan kelebihannya itu. Dari segi ilmu, mereka sudah memperoleh
ilmu semua peringkat sebelum ini yaitu nur, tajalli, sir, sirussir malah
ditambah lagi dengan bagai tawasul/yaitu seperti jaga dengan ambia dan
waliyullah. Kehadiran wali-wali kepada orang maqom mardiah ini lebih merupakan
penghormatan dan ziarah saja. sambil berbincang-bincang. Mereka berpeluang
menjelajah seluruh alam alam maya dan alam ghaib termasuk syurga, neraka dan
bagianya. Mereka berupaya melawat berbagai tempat sama dengan pecahan diri
batinnya atau dengan jasad sekali. Malah dalam satu masa boleh menjelma di
berbagai tempat. Ini dipanggil "Khawa Fulkhawaf".
Ianya
berprilaku tanpa sengaja dan tanpa dapat dikawal.
Sifat-sifatnya:
1.
Redha
dan rela dengan apa-apa pemberian Allah Swt.,
2.
Lemah
lembut pergaulannya,
3.
Elok
dan tingginya budi,
4.
Lain-lain
sifat terpuji maqom sebelum ini.
KAMALIAH
Maqom
ini adalah tertinggi. Maqom ini digelar bagi "baqa billah", Kamil
Mukamil", Al Insan kamil karena ia dapat menghimpunkan antara zahir dan
batin, yakni ruh dan hatinya kekal kepada Allah Swt. tetapi zahir tubuh
kasarnya tetap manusia. Hati mereka kekal dengan Allah Swt. Dalam ruang dan
waktu, tidur atau jaga senantiasa mereka bermusyahadah kepada Allah Swt. Ini
adalah maqom khawas al khawas. Semua gerak geri mereka sudah jadi ibadah.
Ilmu
mereka adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Ghazali, ilham dan ilmu
mukasyafah yang diterima nya tidak bukan adalah sama dengan istilah wahyu
semuanya datang terus dari Allah Swt. Cuma kalau Rasul dan Nabi di panggil
Wahyu dan manusia bisa yang kamil di panggil Ilham.
_____ oo0 by DODI 0oo _____
Bersambung
ke Halaman Berikutnya Klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar