Jumat, 04 Oktober 2013

IMAN, ISLAM Dan INSAN KAMIL Part06

7 MARTABAT NAFSU
Tujuh Martabat Nafsu
Firman Allah Swt.:
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya".
Hadis Qudsi, firmanNya:
"Sesungguhnya manusia itu rahsiaKu dan Akulah yang menjadi rahsianya. Dan rahsia itu sifatKu dan sifatKu tiada lain, Aku lah jua".
Mengenai soal makrifat pula Allah Swt. berfirman dalam hadis Qudsi:
"Akulah perbensudaharaan yang tersembunyi. Aku ingin supaya dikenali(dimakrifati), maka Aku jadikan alam ini, maka mereka makrifat kepadaKu".
FirmanNya lagi:
"Sesungguhnya Allah Swt. memerintahkan kamu (manusia) melaksanakan amanah kepada yang berhak (Allah Swt.)".
Jadi taraf kemuliaan sesorang hamba Allah Swt. itu adalah bergantung sejauh mana taraf makrifatnya kepada Allah Swt.. Sekiranya kita sempurna mencapai tahap sebenar-benar makrifat jadilah kita sebaik-baik makhluk bagimana firmanNya:
"Sesungguhnya yang beriman dan beramal soleh, mereka itu adalah sebaik baik makhluk".
Tapi sebaliknya sekiranya kita gagal untuk mengembalikan amanah untuk makrifatullah maka jadilah kita bagimana yang di firmankan olehNya:
"Kemudian Kami kembalikan dia di tempat yang serensudah-rensudahnya"
Dan firmanNya lagi:
"Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk".
Baik buruknya manusia adalah bergantung kepada tahap-tahap kesucian batinnya atau nafsunya.
 Sabda Rasulullah Saw.:
"Sejahat-jahat musuh engkau ialah nafsu engkau yang terletak di antara dua lambung engkau"
 Jenis-jenis nafsu yang dijabarkan dalam tulisan ini adalah:
  • Amarah,
  • Lawammah,
  • Mulhammah,
  • Mutmainah,
  • Radhiah,
  • Mardhiah,
  • Kamaliah,

 AMARAH
 Amarah adalah martabat nafsu yang paling rensudah dan kotor di sisi Allah Swt.. Segala yang lahir darinya adalah tindakan kejahatan yang penuh dengan perjalanan mazmumah (kejahatan/keburukan). Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu untuk memancarkan sinarnya karena hijab-hijab dosa yang melekat tebal, lapisan lampu makrifat benar-benar terkunci. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan menyucikannya. Karena itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh berbagai penyakit.
Firman Allah Swt.:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah Swt. penyakitnya"
"Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa menyuruh manusia berberbuat keji(mungkar)"
"Bahkan manusia itu hendak berberbuat maksiat terus menerus"
Dalam kehidupan seharian segala hukum hakam, halal-haram, perintah dan larangan tidak pernah di ambil peduli. Malah berbuat kejahatan itu sudah sejati. Tidak ada penyesalan, malah kadang-kadang bangga berbuat jahat. Contohnya dia berbangga dapat merusakkan a gadis orang, bangga dengan kehidupan jahat, minum, berjudi, pergaulan bebas malah jadi barat lebih dari orang barat. Bagi mereka pada peringkat nafsu ini, konsep hidupnya adalah sekali, jadi masa mudalah untuk berbuat sepuas-puasnya tanpa mengenal batas-batas. Baik jahat adalah sama saja di sisinya tanpa ada perasaan untuk menyesal. Malah kadang-kadang bila jadi berbuat jahat seolah-olah-olah terdapat perasaan lega dan puas. Itulah sebabnya kadang-kadang ada yang dapat mengawasinya dari menjalankan sesuatu yang jahat.
Sudah jadi hobi, hatinya telah dikunci oleh Allah Swt. bagimana firmanNya :
"Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsunya (amarah) menjadi Tuhan dan dia disesatkan oleh Allah Swt. karena Allah Swt. mengetahui (kejahatan hatinya) lalu Allah Swt. mengunci mati pendengarannya (telinga batin) dan hatinya dan penglihatannya (mata hatinya) dibuat penutup. "
Manusia pada pringkat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi berdukacita dan mengeluh bila tartimpa kesusahan.
Firman Allah Swt. : 
"Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, nescaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa."
Jelasnya pada peringkat ini segala tindak tanduknya adalah menuju dan mengikut apa kehendak syaitan yang mana telah dikuasai sepenuhnya olehnya(Syaitan). Rupa saja manusia, tapi hati dikuasai syaitan.
Pada peringkat ini, manusia itu tidak makan nasihat. Tegurlah bagai manapun. Dia tetap tidak akan berubah kecuali diberi hidayah olehNya.
Mereka tidak pernah takut pada Allah Swt. dan hari pembala’san. Malah meremehkan tersebut. Mengejek dan mencemo oh. Mereka tidak pernah peduli dengan ancaman Allah Swt. seperti :
"Akan dicampakkan ke dalam neraka jahanam dari golongan jin dan manusia yang mempunyai hati tidak mengerti, mempunyai mata tidak melihat, mempunyai telinga tidak mendengar. Mereka itu adalah binatang malah lebih hina dari binatang karena mereka termasuk di dalam golongan yang lalai".
Mereka suka mencela orang lain, memperbodohkan kelemahan orang lain dan melihat dirinya sendiri serba sempurna. Mereka tidak pernah menyandarkan hasil usahanya kepada Allah Swt. Mereka fikir apa saja kesempurnaan mereka adalah hasil titik peluh diri sendiri.
Jiwa mereka pada tahap ini adalah kosong dan hubungan dirinya dengan Allah Swt. boleh dikatakan tidak wujud.
Dalam kontulisan penerimaan ilmu, orang yang bernafsu amarah hanya berupaya menerima ilmu diperingkat ilmu Qalam. Terutamanya yang mementingkan soal-soal lahiriah dunia saja. Tidak ada minat kepada pelajaran agama dan hari akhirat. Pada peringkat tidak ada peluang sama sekali untuk menerima ghaib dan ilmu syahadah selagi hatinya kotor dan tidak disucikan dengan pembersihan zikrillah yang mempunyai wasilah bai'ah dengan Rasulullah Saw. Untuk membebaskan diri dari cengkaman nafsu ini hendaklah menemukan jalan wasilah ilmu Rasulullah Saw. dengan menerima tunjuk ajar dari ahli zakir yaitu guru mursyid yang dapat memberikan petua-petua penyucian diri dan penyucian jiwa yang mempunyai mata rantai dengan Rasulullah Saw.
Sabda Rasulullah Saw. :
"Tiap sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah Swt. "
Pada tahap amarah ini kalau berzikirpun hanya dibibir saja tanpa meresap ke dalam jiwa. Amarah tidak mengenal siapa, malah ahli kitab sekalipun walaupun ada kelulusan Ajar, walupun berserban dan berjubah. Amarah tidak pernah takut dengan itu semua malah lagi senang ia menyerang. Yang ia takut hanyalah zikrillah.
Sabda Rasulullah Saw.:
"Sesungguhnya syaitan itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia itu berzikir kepada Allah Swt., maka mundurlah syaitan dan apabila ia lupa, maka syaitan itu menelan hatinya"
 NAFSU LAWWAMAH
 Nafsu lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berprilaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Ianya lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Karena ia tidak puas atas dirinya yang menjalankan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya sendiri. Bila berbuat silap dia lebih cepat sedar dan lalu kritik dirinya sendiri. Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila berbuat dosa, seperti automatik terbitlah seperti bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang di katidakan lawwamah. Bisikan hati seseorang akan melarang dirinya menjalankan sesuatu yang keji timbul seperti spontan bila terqosad saja dihatinya. Cepat rasa bersalah pada Allah Swt. Rasulullah atas keterlanjurannya. Ianya ibarat taufik dan hidayah Allah Swt. untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Rasulullah Saw. bersabda:
"Apabila Allah Swt. menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah Swt. akan menjadikan untuknya penasihat dari hatinya sendiri"
"Barangsiapa yang hatinya menjadi penasihat baginya, maka Allah Swt. akan menjadi pelinding ke atasnya. "
Tapi bila seseorang itu meningkat ke martabat nafsu lawwamah tapi tidak mematuhi isyarat lawwamah yang memancar di hatinya, maka lama-kelamaan isyarat ini akan padam dan gelap. Hingga jatuhlah kembali pada tahap nafsu amarah kembali. Sebab itu kadang-kadang kita lihat sebentar orang tu baik, sebentar berubah jahat kembali. Kemudian berubah balik. Inilah bolakan hati yang di sebabkan oleh keadaan nafsunya yang berubah-ubah.
Firman Allah Swt.:
"Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti (suruhan jahat) mereka setelah datang ilmu (isyarat lawwa-mah) kepadamu, sesungguhnya kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim"
"Sesungguhnya petunjuk Allah Swt. ialah petunjuk yang sebenarnya. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan (jahat dan keji) mereka , setelah ilmu diperolehi (datang kepadamu) maka Allah Swt. tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu".
Pada tahap lawwamah ini masih lagi bergelumang dengan sifat-sifat mazmumah tapi jumlahnya akan berkurang sedikit. Keinsafan memancar. Sekiranya dia terus mematuhi isyarat lawwamah yang ada, sedikit diami sedikit sifat-sifat keji dapat dihapuskan. Pada peringkat ini dia banyak meneliti diri sendiri dan merenung segala kesilapan yang lampau. Bila perasaan menyesal datang, orang-orang pada peringkat Sangat musudah mengeluarkan air mata penyesalan. Kerap menangis dalam solat, atau bila sendirian, sewaktu berzikir, bersolawat. Air matanya bukanlah disengajakan tetapi berprilaku seperti spontan. Inilah dikatakan bagi tangisan diri. Pada peringkat ini akan banyak mengkaji dan meneliti alam dan kejadian. Malah senantiasa membandingkan sesuatu dengan dirinya. Mereka juga menjadi gila untuk beribadat dan cenderung kepada perbincangan berkaitan soal mengenal diri dan akan jemu dengan persoalan yang tidak berkaitan dengan agama. Perubahan ini boleh jadi mendadak sekiranya kita terjun ke alam tasauf.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Bahwasanya orang-orang mukmin itu perhatiannya pada solat, puasa dan ibadat dan orang munafik itu perhatiannya lebih kepada makanan dan minuman seperti halnya binatang"
"Sedikit taufik adalah lebih baik dari banyak berfikir dan berfikir perkara duniawi itu mendaruratkan dan sebaliknya berfikir perkara agama pasti mendatangkan kegembiraan"
Pada tahap ini sudah mementingkan akhirat dari dunia.
Namun begitu walau dibandingkan dengan amarah ia lebih tinggi sedikit, namun sekali-sekali ia tidak tersetelah juga dari jatuh kedalam jurang dosa dan kejahatan. Imannya masih belum kuat. Namun ia cepat sedar dan cepat beristigfar minta ampun kepada Allah Swt..
Firman Allah Swt.:
"Aku bersumpah dengan nafsu lawwamah"
Bagi contoh kalau tartinggal sembahyang terdapat perasaan kecut hati dan cepat menyesal.
Antara sifat nafsu lawwamah adalah:
Mencela diri sendiri,
Bertafakur dan berfikir,
Berbuat kebajikan karena ria,
Kagum pada diri sendiri yakni 'ujub,
Berbuat sesuatu dengan sum'ah agar dipuji.
Tidakjub pada diri sendiri,
Siapa yang merasa berdegup di hati sifat seperti di atas masih lagi berada pada tahap nafsu lawwamah. Ianya adalah terdapat pada kebanyakan orang awam.
Harus kuat berzikir untuk menembus dan menyucikan sisa-sisa karat hati. Zikir pada pringkat nafsu ini masih lagi dibibir tetapi kadang-kadang sudah akan meresap masuk ke lubuk hati tapi dalam keadaan yang tidak istiqamah. Pada peringkat ini memang sudah timbul gila beribadat sehingga kadang-kadang merasa dirinya ringan dan melayang, kadang-kadang bagai hilang dirinya. Rasa seperti semut berderau diseluruh tubuhnya terutama pada bagian tulang belakang dan tangannya. Keadaan beginilah menimbulkan keasyikan yang menjalankan dengan amalan zikir dan ibadat lain.
Pada pringkat ini sudah boleh menerima sedikit ilham hasil dari zauk dan kadang-kadang mengalami mimpi yang perlu ditafsir kembali oleh guru. Bila keterusan dengan petua dan amalan yang diberi oleh guru InsyaAllah Swt. nafsunya lawwa-mah ini akan meningkat kepada tahap seterusnya.

MULHAMAH
 Nafsu ini lebih baik dari amarah dan lawwa-mah. Nafsu mulhamah ini ialah nafsu yang sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari   sifat-sifat hati yang tercemar melalui latihan sufi/tariqat(amalan guru) lainnya yang mempunyai sanad dari Rasulullah Saw. Kesucian hatinya telah menyebabkan segala lintasan kotor atau was-was syaitan telah dapat dibuang dan diganti dengan ilham dari malaikat atau Allah Swt..
Firman Allah Swt.:
"Diami nafsu (manusia) dan yang menjadikannya (Allah Swt.) lalu diilhamkan Allah Swt. kepadanya mana yang buruk dan mana yang baik, sesungguhnya dapat kemenanganlah orang yang menyucinya (nafsu) dan rugilah (celakalah) orang yang mengotorkannya(nafsu).
Makom nafsu ini juga dikenali dengan nafsu samiah. Pada pringkat ini amalan baiknya sudah mengatasi amalan kejahatannya. Sifat mazmumah telah diganti dengan mahmusudah. Sikap beibadat telah tebal dan amalan guru terus diamalkan dengan lebih tekun lagi.
Pada penyesalan pada pringkat lawwamah tadi terus bersejati di dalam jiwa. Isyarat lawwamah senantiasa subur. Sesungguhnya taubat orang peringkat mulhamah ini adalah "taubatan nasuha". Bukan saja di mulut tetapi hakiki.
Dalam kehidupan sudah terbina satu sikap yang baik, tabah menghadapi dugaan, bila terlintas sesuatu yang ke arah maksiat coba-coba memohon kepada perlindungan dari Allah Swt..
Firman Allah Swt. :
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah Swt., sesungguhnya Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa , bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka diingat kepada Allah Swt., maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan. "
Sabda Rasulullah Saw. :
"Barangsiapa yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa susah (gelisah) dengan kejahatan yang dijalankan, maka itu orang-orang mukmin"
Zikir pada tahap ini telah menyerap kedalam lubuk hatinya bukan sekadar berlewa-lewa dibir saja lagi. Malah sudah menerima hakikat nikmat zikir dan zauk. Bila disebur nama Allah Swt. rindunya Sangat besar, berderau darahnya dan gementar tubuhnya tanpa disengajakan.
Firman Allah Swt. :
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu, bagi mereka apabila saja disebut nama Allah Swt., nescaya gementarlah seluruh hati mereka"
Perasaan ini terus menjalar sehingga bertemu kekasihnya.
Antara sifat-sifat yang bernafsu mulhamah:
1. Sifat-sifat ketenangan, lapang dada dan tidak putus asa,
2. Tidak sayangkan harta,
3. Qanaah,
4. Berilmu laduni,
5. Merensudah diri/ tawwadu',
6. Taubat hakiki,
7. Sabar hakiki,
8. Tahan ujian dan menanggung kesusahan.
Mereka pada tahap ini akan masuk ke pada maqom wali yakni kerapkali akan mencapai fana yang menghasilkan rasa makrifat dan hakikat (syuhud) tetapi belum teguh dan kemungkinan untuk kembali kepada sifat yang tidak baik masih ada. Kebanyakan orang cepat terhijab pada masa ini karena terlalu asyik dengan anugerah Allah Swt. pasudahal itu hanyalah ujian semata-mata.
Dalam kontulisan ilmu pula mereka bukan saja menguasai ilmu qalam malah sudah dapat menguasai ilmu ghaib menerusi tiga bagai laduni yaitu nur, bagai tajalli dan bagai laduni di pringkat sir. Yang dimaksudkan dengan laduni peringkat sir ialah menerusi telinga batin yang terletak ditengah-tengah kepala yang biasanya dipanggil bagian tanaffas. Suara yang diterima amat jelas sekali. Tidak ubah seperti mendengar suara telefon. Pada masa yang sama pendengaran zahir tetap tidak terganggu walaupun masa menerima laduni sir itu ada kawan berbual. Biasanya suara ghaib itu adalah waliyulah atau ambia yang merupaka guru-guru ghaib yang bertugas mengajar ilmu ghaib pada mereka yang diperingkat mulhamah. Tapi perlu diingat guru murysid zahir kita tetap guru. Malah Guru mursyid kita sebenarnya telah berkomunikasi terlebih sudahulu dengan guru-guru ghaib ini. Sebab itu kalau tidak ada murysid kita akan terpedaya dengan syaitan dan jin yang menyamar. Pembukaan telinga batin ini pada awalnya berprilaku seakan suatu bisikan suara yang dapat dibagian dalam telinga, dimana pada perakanannya merasa berdesing. Kemudian barulah dapat dengar jelas.
 Zikir tetap meningkat. Pada peringkat inilah Allah Swt. berfirman:
"Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir kepada Allah Swt. Diingatlah hanya dengan berzikir kepada Allah Swt. sajalah hati menjadi tenteram".

NAFSU MUTMAINAH
 Inilah peringkat/martabat nafsu yang pertama yang benar-benar direhai Allah Swt. seperti yang kesempurnaan kita nyatakan di atas. Yang layak masuk syurga Allah Swt. Maknanya siapa sampai pada maqom ini berarti syurga tetap terjamin, InsyaAllah Hakikat inilah yang difirmankan Allah Swt. :
"Wahai orang yang berjiwa/bernafsu mutmainnah, pulanglah kepangkuan Tuhanmu dalam keadaan redhai meredhai olehNya dan masuklah ke dalam golongan HAMBAKU dan masuklah ke dalam syurgaKU".
Pada peringkat ini jiwa mutmainnah merasakan ketenagan hidup yang hakiki yang bukan dibuat-buat. Tidak ada lagi perasaan gelisah. Semuanya lahir dari tauhidnya yang tinggi dan mendalam. Tauhid yang sejati dan hakiki. Tidak ada lagi perbedaan senang dengan susah baginya sama saja. Pada maqom inilah perakanan mendapat darjat wali kecil.
Antara sifat-sifat maqom ini adalah :
1. Taqwa yang benar,
2. Arif,
3. Syukur yang benar,
4. Tawakkal yang hakiki,
5. Kuat beribadat,
6. Redha dengan ketentuan Allah Swt.,
7. Murah hati dan berbuat bersedekah,
8. Dan lain-lain sifat mulia yang tidak dibuat-buat.
Pada maqom ini biasanya(walaupun tidak semestinya), akan adanya keramat-keramat yang luar bisa serta mendapat ilmu dengan tidak payah belajar sebab sudah dapat mengesan rahsia-rahsia dari LohMahfuz. Adanya sifat lidah masin. Apa yang keluar dari mulut bukan sembarangan lagi bahkan menerusi yang dipanggil bagi 'inkisaf'. Mereka sudah menguasai ilmu peringkat nur, tajalli, sir dan juga sirussir, yaitu lebih tinggi dari maqom mulhamah. Yang dikatakan menerusi sirussir ialah bagai penerimaan dengan telinga dan mata batin. Kalau mulhammah tadi baru terbuka dengan telinga batin tanpa mata batin. Dengan mata batin inilah dia berupaya melihat sesuatu yang ghaib yang tidak mampu dilihat oleh mata bisa kita. Malah dapat melihat sesuatu yang akan berprilaku pada masa akan datang. Betul-betul bagai melihat TV. Perlu diingat pada peringkat ini dia tidak terganggu penglihatan dan pendengaran zahirnya pada masa sama melihat dan mendengar yang batin walaupun duduk di kedai kopi bersama-sama orang lain. Melalui penerimaan sirussir ini dia berupaya melihat alam barzakh, menjelajahi alam alam. Keyakinan mereka sudah pada tahap ainul yakin dan haqqul yakin.
Fana juga boleh berprilaku yang dikenali bagi "fana qalbi" yaitu merupakan penafian diri ataupun menafikan maujud dirinya dan dinisbatkan kepada wujudnya Allah Swt. semata-mata. Inilah peringkat yang kita sebut LAA MAUJUD ILLALLAH Keadaan inilah yang digambarkan Allah Swt. :
"Semua yang ada adalah fana (tiada wujud hakikinya). Dan yang kekal(baqa) itu adalah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan"

Namun fana qalbi ini tidaklah kekal.

 NAFSU RADHIAH
 Maqom ini dinamakan radhiah karena perasaan keredhaan pada segala ketentuan dan hukuman Allah Swt. Pada maqom ini sudah tidak ada rasa takut dengan bala’ Allah Swt. dan tidak tahu susah dan gembira dengan nikmatNya. Akan sama saja yang dirasakan. Yang penting Allah Swt. redha padaNya. Itu kalau sakitpun sudah tidak perlu kepada ubat, sebab bagi dia sakit itulah nikmat karena dia merasa makin dekat dengan tuhannya. Dunia sudah dipandang kecil , malah sudah tidak dipandang lagi sebaliknya dunia yang datang kepadanya.
Firman Allah Swt. :
"Sesungguhnya wali-wali Allah Swt. itu tidak merasa ketakutan dan tidak pernah merasa kerungian di atas mereka".
Ini karena nur syuhud sudah sejati dalam jiwa mereka. Alam sekeliling seperti cermin yang boleh mereka melihat Allah Swt. setiap ketika. Ini adalah maqom musyahadah tahap ihsan seperti hadis Rasulullah Saw.:
"Hendaklah kamu menyembah Allah Swt. bagimana kamu melihatNya... "
Ini adalah maqom wali dalam martabat khawas.
Pada masa inilah apa yang diisyaratkan oleh rasulullah Saw.:
"Takutilah akan firasat orang mukmin, bahwasanya orang-orang mukmin itu melihat dengan Nur Allah Swt.".
"Pada tahap radhiah ini , ia melihat melalui basyirahnya, merenung dengan kasyafnya , bertindak melalui perintah ilmu laduninya. Mulutnya dan doanya Sangat mustajab. apa yang diinginkan langsung terjadi. "
Orang dimaqom ini kadang-kadang perbuatannya menyalahi syariat. Percakapan kadang-kadang menyinggung orang bisa yang tidak faham tapi dikeluarkan tanpa sengaja. Masih lagi mengalami fana qalbi. tapi tidak menentu. Hidupnya ibarat dilambung gelora cinta seolah-olah terapung bersama-sama Allah Swt. Hanya memandang dan menyaksikan sesuatu bahwa tiada suatu yang wujud di dunia ini melainkan wajah Allah Swt. semata-mata:
Firman Allah Swt.:
"Di mana saja kamu menghadap, maka disitulah wajah Allah Swt.
Itu yang terjadi pada Al Junaid : Tiada apa dalam jubahku, melainkan Allah Swt.
Mereka sudah memandang yang banyak kepada satu. Keadaan inilah boleh menimbulkan fitnah, malah kadang-kadang orang akan dianggap gila. Inilah maqom Ana'al Haq-Mansur Al-Hallaj.
Zikir pada peringkat ini adalah seperti 'khafi' yang telah meliputi seluruh anggota zahir dan batinnya. Pada peringkat inilah kulit berzikir, daging berzikir, tulang berzikir, malah semuanya berzikir. Tu yang jadi darah Al-Hallaj membentuk tulisan Allah Swt. lalu keluar zikir, malah kematian wali-wali, masih lagi terdengar zikir di dadannya. Kadang-kadang mereka dijemput menjelajah alam ghaib kubra yang diluar akal manusia. Mereka mampu berhubungan langsung dengan para rasul, nabi, ambia dan waliyullah yang lain. Mereka menuntut ilmu dengan aulia bagai berbincang dengan kawan melalui handphone, malah boleh berinteraksi beramai-ramai walaupun masing-masing berada berbeda tempat.
Sifat-sifatnya:
1. Ikhlas,
2. Warak,
3. Zahid,
4. Dan lain-lain lagi yang baik yang ada pada maqom sebelum ini.

NAFSU MARDIAH
 Pada peringkat ini segala yang keluar darinya semuanya telah diredhai Allah Swt. Kata-katanya, diamnya semuanya atas izin Allah Swt. Akan keluar keramat yang luar bisa. Mereka sudah menanam ingatan pada Allah Swt. diteras lubuk hati mereka menerusi bagai "khafi-filkhafi", maknanya seperti penyaksiaan 'basitiah' yaitu penyaksian sifat ma'ani Allah Swt. yang nyata dan dizahirkan oleh diriNya sendiri. Af'al diri mereka sudah dinafi dan dinisbahkan seperti langsung kepada af'al Allah Swt. Jiwa mereka betul-betul sejati, ingatan mereka terhadap Allah Swt. tidak sesaatpun berpisah darinya. Penyaksiaan terhadap hak sifat Allah Swt. jelas baginya sehingga hilang dirinya nya sendiri. Inilah dinyatakan bagi Abu Yazib Bistami: "Subha Inni.. ".
"Pandanglah yang satu pada yang banyak".
Peringkat ini sudah tenggelam dalam fana baqabillah. Pada peringkat inilah suka mengasingkan diri, tidak suka bergaul lagi dengan makhluk.
Namun begitu ia mepunyai kesegaris dua alam sekaligus,  Zahir dan batin. Dan ia akam kemabali normal seperti bias.
Konsep perjalanannya lebih kurang dengan radhiah. mereka berpegang kepada konsep:
Firman Allah Swt.:
"Apa yang di sisi kamu itu pasti lenyap dan apa yang ada di sisi Allah Swt. Tetap kekal".
Perkataan syetan sudah hilang. Mereka suka hidup nafsu nafsi.
Sabda Rasulullah Saw.:
"Apabila kamu sekalian melihat seseorang mukmin itu pendiam dan tenang , maka dekatilah ia. Sesungguhnya dia akan mengajar kamu hikmah"
Menyentuh tentang zikirnya, zikirnya adalah zikir rahsia, tidak tersebut lafaz dengan lidah mahupun hati, tapi seluruh anggota zahir dan batin mengucapkan dengan zikir rahsia yang didengar oleh telinga batin di maqom tanaffas. Zikirnya tidak pernah terganggu dengan alam zahir walaupun dia tengah bercakap atau berbuat apa sajapun.
Firman Allah Swt.:
"Orang-orang berzikir kepada Allah Swt. sambil berdiri, sambil duduk dan dalam keadaan berbaring... "
Bagi mereka di maqom ini setiap perbuatan, perkataan, penglihatan dan apa saja adalah zikir.
Pada tahap ini mempunyai kekeramatan yang amat luar bisan. Namun biasanya jarang sekali menzahirkan kelebihannya itu. Dari segi ilmu, mereka sudah memperoleh ilmu semua peringkat sebelum ini yaitu nur, tajalli, sir, sirussir malah ditambah lagi dengan bagai tawasul/yaitu seperti jaga dengan ambia dan waliyullah. Kehadiran wali-wali kepada orang maqom mardiah ini lebih merupakan penghormatan dan ziarah saja. sambil berbincang-bincang. Mereka berpeluang menjelajah seluruh alam alam maya dan alam ghaib termasuk syurga, neraka dan bagianya. Mereka berupaya melawat berbagai tempat sama dengan pecahan diri batinnya atau dengan jasad sekali. Malah dalam satu masa boleh menjelma di berbagai tempat. Ini dipanggil "Khawa Fulkhawaf".
Ianya berprilaku tanpa sengaja dan tanpa dapat dikawal.
 Sifat-sifatnya:
1.     Redha dan rela dengan apa-apa pemberian Allah Swt.,
2.     Lemah lembut pergaulannya,
3.     Elok dan tingginya budi,
4.     Lain-lain sifat terpuji maqom sebelum ini.

KAMALIAH
 Maqom ini adalah tertinggi. Maqom ini digelar bagi "baqa billah", Kamil Mukamil", Al Insan kamil karena ia dapat menghimpunkan antara zahir dan batin, yakni ruh dan hatinya kekal kepada Allah Swt. tetapi zahir tubuh kasarnya tetap manusia. Hati mereka kekal dengan Allah Swt. Dalam ruang dan waktu, tidur atau jaga senantiasa mereka bermusyahadah kepada Allah Swt. Ini adalah maqom khawas al khawas. Semua gerak geri mereka sudah jadi ibadah.
Ilmu mereka adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Ghazali, ilham dan ilmu mukasyafah yang diterima nya tidak bukan adalah sama dengan istilah wahyu semuanya datang terus dari Allah Swt. Cuma kalau Rasul dan Nabi di panggil Wahyu dan manusia bisa yang kamil di panggil Ilham.
_____ oo0 by DODI 0oo _____
Bersambung ke Halaman Berikutnya Klik disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar